Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA – Presiden Rusia Vladimir Putin menunjukkan sikap politik yang mulai melunak terhadap Ukraina. Putin menegaskan Rusia siap berbicara dengan Ukraina, Amerika Serikat dan Eropa mengenai kelanjutan perangnya dengan Ukraina.
Vladimir Putin pertama kali mengerahkan pasukan militernya menginvasi Ukraina pada Februari 2022.
Dia telah berulang kali mengatakan dia akan siap untuk membicarakan perdamaian, meskipun para pejabat Barat mengatakan dia menunggu pemilihan presiden AS pada November 2024 sebelum melakukan upaya yang sebenarnya.
"Di Ukraina, mereka yang bersikap agresif terhadap Rusia, dan di Eropa dan Amerika Serikat apakah mereka ingin bernegosiasi? Biarkan saja. Tapi kami akan melakukannya berdasarkan kepentingan nasional kami," kata Putin dalam sebuah pernyataan, Selasa (19/12/2023).
“Kami tidak akan menyerahkan milik kami,” sambungnya, seraya menambahkan Rusia tidak berniat berperang dengan Eropa.
Putin juga berbicara mengenai kekuatan militernya saat berada di medan perang.
“Kami tidak akan mengabaikan tujuan operasi militer khusus ini,” kata Putin, meskipun ia menambahkan bahwa Rusia memerlukan komunikasi militer, pengintaian, penargetan, dan kemampuan satelit yang lebih baik.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-663, Legiun Rusia Merdeka Hancurkan Kubu Peleton Pasukan Putin
Putin mengatakan, industri pertahanan Rusia dapat merespons lebih cepat dibandingkan industri pertahanan Barat dan mengatakan Rusia akan terus meningkatkan kekuatan nuklirnya serta menjaga kesiapan tempurnya pada tingkat tinggi.
“Produksi tank kami telah meningkat sejak Februari 2022 sebesar 5,6 kali lipat, kendaraan udara tak berawak sebesar 16,8 kali lipat, dan peluru artileri sebesar 17,5 kali lipat,” katanya, mengutip data Kementerian Pertahanan Rusia.
Baca juga: Rusia Bisa Saja Hancurkan Ukraina Jika Bertindak seperti Israel di Gaza, Tapi Putin Tak Tertarik
“Kami juga telah merekrut 490.000 tentara kontrak dan sukarelawan sepanjang 2023. Tahun depan, Kami akan mencoba meningkatkan jumlah tentara kontrak tersebut menjadi 745.000 orang,” pungkasnya.
Rusia Kuasai 17,4 Persen Wilayah Ukraina
Sejak invasi pada Februari 2022, Rusia menguasai sekitar 17,5 perse wilayah yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Ukraina ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991.
Rusia mencaplok Krimea pada tahun 2014 dan tahun lalu memasukkan empat wilayah tambahan di Ukraina ke dalam kendalinya.
"Kami tidak akan mengabaikan tujuan operasi militer khusus. Industri pertahanan Rusia merespons lebih cepat dibandingkan negara-negara Barat. Rusia akan terus meningkatkan kekuatan nuklirnya dan menjaga kesiapan tempurnya pada tingkat tinggi," tegas Vladimir Putin.
Baca juga: Dugaan Ada Mata-mata, Panglima Ukraina Temukan Alat Penyadap di Kantornya
Pada pertemuan pejabat pertahanan, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu turut melaporkan kemajuan produksi industri pertahanan mereka.
Shoigu mengatakan, produksi tank Rusia meningkat sejak Februari 2022 sebesar 5,6 kali lipat, kendaraan udara tak berawak sebesar 16,8 kali lipat, dan peluru artileri sebesar 17,5 kali lipat.
Terkait jumlah pasukan cadangan, Shoigu mengatakan Rusia telah merekrut 490.000 tentara kontrak dan sukarelawan pada tahun 2023 dan tahun depan akan berusaha meningkatkan jumlahnya menjadi 745.000 orang.
Di lapangan, militer Rusia diklaim telah menempatkan ranjau di area seluas 7.000 kilometer persegi di Ukraina, beberapa di antaranya bahkan membentang sepanjang 600 meter.
Sebagian artikel ini dikutip dari Kontan