Sementara saingannya, Shell, menolak berkomentar.
Gangguan ini berkontribusi terhadap kenaikan harga minyak, dimana harga minyak mentah berjangka Brent, patokan global, naik 1,2 persen pada Rabu (20/12/2023) di atas 80 dolar AS, setelah jatuh di bawah 74 dolar AS pada minggu sebelumnya.
Kenaikan harga lebih lanjut pada akhirnya dapat mempengaruhi tarif energi konsumen, sehingga menambah inflasi.
Baca juga: Hamas Bersedia Gabung PLO, Mau Akhiri Perang, Dirikan Negara Palestina di Gaza-Tepi Barat-Yerusalem
Anggota Dewan Logistik Laut Kuehne dan Nagel, Michael Aldwell, mengatakan, “Perpanjangan waktu yang dihabiskan di perairan diperkirakan akan menyerap 20 persen kapasitas armada global, yang menyebabkan potensi penundaan dalam ketersediaan sumber daya pengiriman."
"Selain itu, penundaan pengembalian kapal kosong ke Asia kemungkinan akan menimbulkan tantangan, yang selanjutnya berdampak pada rantai pasokan secara keseluruhan.”
Perusahaan-perusahaan di seluruh dunia, termasuk beberapa produsen mobil besar, sedang memantau situasi ini untuk mengetahui apakah rantai pasokan mereka mungkin terkena dampaknya.
Penutupan besar-besaran yang tidak terduga di Terusan Suez, terakhir terjadi pada Maret 2021, ketika kapal kontainer Ever Give memblokir jalur selama enam hari.
AS Umumkan Peningkatan Pengamanan
Serangan terhadap kapal komersial di Laut Merah oleh Houthi telah meningkat hingga menyebabkan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mengambil langkah.
Pada Senin (18/12/2023), Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengumumkan pembentukan koalisi yang terdiri dari 10 negara untuk meningkatkan keamanan di Laut Merah.
Koalisi itu, kata Austin, akan menjalankan operasi yang diberi nama Operasi Penjaga Kemakmuran.
Menurut Austin, 10 negara yang saat ini sudah bergabung adalah Inggris, Bahrain, Kanada, Prancis, Italia, Belanda, Norwegia, Spanyol, dan Seychelles.
Meski demikian, Austin mengklaim AS telah mengirimkan 39 undangan ke negara-negara lain untuk menjadi bagian dari operasi itu.
AS tidak mengundang Tiongkok meskipun pasukan Tiongkok ada di wilayah tersebut, kata Austin.
"Kami akan berlayar di sepanjang laut," ujar dia, dikutip dari CNN.
Meski demikian, Austin mengaku tidak yakin bagaimana Houthi memilih target mereka.
Tapi, ia menyebut ada pasukan Iran yang beroperasi di Laut Merah saat ditanya secara langsung apakah Iran membantu Houthi untuk memilih target mereka.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)