Turki dan Irak Sepakat Usir Kelompok Kurdi dari WIlayah Irak
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Turki dan Irak dilaporkan menyepakati rencana peningkatkan hubungan kerja sama dalam sejumlah hal.
Kesepakatan itu terjadi dalam pembicaraan bilateral kedua perwakilan negara tersebut pada Selasa (19/12/2023).
Dilaporkan, fokus dari kerja sama bilateral Ankara dan Baghdad ini akan fokus pada pengusiran Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dari Irak.
Baca juga: Ada Proksi Iran di Pemerintahan, Tentara Keamanan Irak Terlibat dalam Serangan ke Kedutaan AS
Media Turki melaporkan, Menteri Luar Negeri Irak Fuad Hussein berkunjung ke Turki pada Selasa dan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan serta pejabat lain Ankara.
“Kedua negara bertetangga tersebut mendiskusikan hubungan bilateral mereka dan ancaman yang sama: kelompok teroris PKK,” tulis Daily Sabah, Rabu 20 Desember 2023.
Laporan itu menambahkan kalau perundingan tersebut didominasi oleh pembahasan terkait ancaman dari PKK
“Pihak Irak menyoroti pentingnya mengusir PKK dari wilayah Irak karena hal itu mengancam kedaulatan negara. Ankara menekankan bantuan apa pun untuk memerangi terorisme,” tambah laporan itu.
Surat kabar Turki Hurriyet mengutip sumber-sumber diplomatik yang mengatakan “pihak Irak ingin PKK dibersihkan dari wilayahnya.”
Kedaulatan Irak dan Serangan Turki ke Kurdi
Deklarasi bersama yang terdiri dari enam pasal itu dikeluarkan di hadapan pejabat militer dan intelijen.
“Hasil dari pertemuan tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk lebih meningkatkan hubungan di segala bidang dan menjalankannya secara komprehensif dan institusional. Mereka telah menyatakan keinginan politik bersama untuk mencapai tujuan ini,” kata deklarasi tersebut.
“Pentingnya kesatuan politik, kedaulatan, dan integritas teritorial Irak telah diungkapkan bersama oleh kedua belah pihak, yang juga telah mengangkat – dalam kerangka kerja sama keamanan bilateral – ancaman PKK terhadap wilayah tersebut.”
PKK diketahui beroperasi di wilayah pegunungan Irak utara.
Serangan udara Turki secara teratur menargetkan militan Kurdi di utara Irak dan merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan negara.