News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

UNICEF: Anak di Gaza Hanya Dapat 2 Liter Air per Hari, Jauh dari Jumlah yang Dibutuhkan

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Febri Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kayu bakar ditempatkan di pintu masuk tenda tempat anak-anak duduk, di sebuah kamp yang menampung warga Palestina yang mengungsi akibat konflik di Gaza antara Israel dan gerakan Hamas Palestina, di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 18 Desember 2023.

TRIBUNNEWS.COM - Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mengatakan layanan air dan sanitasi berada di titik kehancuran di Gaza.

Anak-anak yang mengungsi di Gaza selatan akibat perang Israel-Hamas hanya memiliki akses terhadap 1,5 hingga 2 liter air sehari.

Jumlah tersebut hanya 10 persen dari jumlah yang dibutuhkan untuk menjaga hidrasi dan kebersihan.

“Akses terhadap air bersih dalam jumlah yang cukup adalah masalah hidup dan mati, dan anak-anak di Gaza hanya mempunyai sedikit air bersih,” kata direktur eksekutif Unicef ​​Catherine Russell, dikutip dari EFE.

Russell mengatakan berdasarkan standar kemanusiaan, jumlah minimal air yang dibutuhkan dalam keadaan darurat adalah 15 liter (empat galon), yang meliputi air untuk minum, mencuci, dan memasak.

Sementara untuk kelangsungan hidup, jumlah air minimal yang dibutuhkan adalah 3 liter per hari, dikutip dari Al Jazeera.

Baca juga: UNICEF Sebut Gaza Jadi Tempat Paling Berbahaya di Dunia bagi Anak-anak

Kurangnya akses terhadap air bersih dapat menyebabkan anak-anak meninggal dunia.

“Anak-anak dan keluarga mereka harus menggunakan air dari sumber yang tidak aman dan memiliki kandungan garam atau polusi yang tinggi. Tanpa air bersih, akan lebih banyak lagi anak-anak yang meninggal karena kekurangan dan penyakit dalam beberapa hari mendatang,” kata Russell.

Menurut UNICEF, anak-anak lebih rentan terhadap dehidrasi, diare, penyakit, dan kekurangan gizi, yang semuanya dapat 'mengancam kelangsungan hidup mereka'.

Kekhawatiran akan penyakit yang ditularkan melalui air seperti kolera dan diare kronis semakin meningkat mengingat kurangnya air bersih, terutama setelah hujan dan banjir yang terjadi pada minggu ini.

Saat ini, para pejabat telah mencatat hampir 20 kali lipat rata-rata bulanan kasus diare yang dilaporkan pada anak-anak di bawah usia 5 tahun, selain peningkatan kasus kudis, kutu, cacar air, ruam kulit, dan lebih dari 160.000 kasus infeksi saluran pernapasan akut.

Seorang pria Palestina menyiapkan makanan untuk keluarganya di luar tendanya di sebuah kamp pengungsi di Rafah, di Jalur Gaza selatan tempat sebagian besar warga sipil mengungsi, pada 13 Desember 2023, ketika pertempuran terus berlanjut antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. Israel mendapat tekanan pada 13 Desember dari sekutu-sekutunya atas perang yang mereka lakukan di Gaza, dan pendukung utama mereka, Amerika Serikat, mengkritik pemboman yang dilakukan Israel sebagai respons terhadap serangan 7 Oktober sebagai tindakan yang "tidak pandang bulu". (Photo by Mahmud HAMS / AFP) (AFP/MAHMUD HAMS)

Baca juga: UNICEF: Serangan Israel di Gaza Semakin Buruk bagi Anak-anak dan Para Ibu

Antrean Panjang di Toilet Jalur Gaza

Di tempat-tempat pengungsian di Jalur Gaza, antrean panjang terlihat di depan toilet, dikutip dari laman resmi UNICEF.

Para perempuan dan anak-anak yang mengantre tampak kelelahan.

Mereka rata-rata menggunakan satu toilet untuk setiap 700 orang.

Selain itu, kebersihan toilet di Gaza juga menjadi dampak utama tersebarnya penyakit menular di Gaza.

Sementara UNICEF telah melakukan menyediakan kebutuhan untuk masyarakat di Gaza.

“Kami melakukan segala yang kami bisa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Gaza, namun peralatan dan pasokan yang kami sediakan masih jauh dari cukup,” kata Russell.

Namun akibat pemboman yang terus berlanjut di aza, membuat bantuan-bantuan tidak dapat memasuki Jalur Gaza.

“Pemboman yang terus-menerus, serta pembatasan material dan bahan bakar yang diperbolehkan masuk ke wilayah tersebut, menghambat kemajuan penting. Kami sangat membutuhkan pasokan ini untuk memperbaiki sistem air yang rusak," kata Russell.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini