News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

UNICEF: Jalur Gaza adalah Tempat Paling Berbahaya di Dunia bagi Anak-anak

Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Dewan Keamanan PBB menyaksikan Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell berbicara di layar selama pertemuan mengenai situasi di Timur Tengah, dan perang Israel-Hamas di markas besar PBB pada 22 November 2023 di Kota New York. Dewan Keamanan bertemu di tengah jeda empat hari dalam pertempuran antara Israel dan Hamas yang akan mengizinkan bantuan masuk dan memungkinkan pembebasan sedikitnya 50 sandera yang ditangkap oleh militan dengan imbalan sedikitnya 150 warga Palestina yang dipenjara di Israel. Israel mengatakan bahwa jeda tersebut dapat diperpanjang, asalkan lebih banyak sandera yang dibebaskan.

TRIBUNNEWS.COM - Direktur Eksekutif UNICEF (Badan Anak-anak PBB), Catherine Mary Russell mengungkapkan, saat ini Jalur Gaza adalah tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak.

Pasalnya, lebih dari 5.300 anak dilaporkan terbunuh di Gaza sejak serangan pada 7 Oktober pada konflik Israel-Hamas.

"Berdasarkan angka-angka ini, 40 persen kematian di Gaza adalah anak-anak. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya."

"Dengan kata lain, saat ini Jalur Gaza adalah tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak," ujarnya kepada Dewan Kemanan PBB, Rabu (23/11/2023), dikutip dari UNICEF.

Baca juga: Indonesia dan Yunani Sepakat Dukung Penyelesaian Konflik Israel-Palestina

Catherine mengaku baru saja berkunjung ke Khan Yunis yang dipenuhi dengan pasien dan pengungsi.

"Ketika saya mengunjungi Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, tempat itu penuh dengan orang."

"Selain pasien dan staf medis, rumah sakit ini juga menampung ribuan pengungsi internal."

"Mereka tidur di atas selimut, di sepanjang koridor dan di area umum rumah sakit," tambahnya.

Ia menegaskan, rumah sakit tidak boleh diserang.

Pasalnya, lebih dari dua pertiga rumah sakit tidak lagi berfungsi karena kekurangan bahan bakar dan air, atau karena rumah sakit mengalami kerusakan parah akibat serangan.

Apalagi, WHO memperkirakan setidaknya 16 petugas kesehatan tewas dan 38 luka-luka saat bertugas.

"Rumah sakit tidak boleh diserang atau digunakan oleh kombatan. Dan dengan adanya ribuan pengungsi yang berlindung di fasilitas kesehatan di Gaza, saya sangat menekankan hal ini," tegasnya.

Tak hanya rumah sakit, Catherine juga mengutuk serangan ledakan yang menargetkan sekolah-sekolah.

"Akhir pekan lalu, serangan terhadap dua sekolah, termasuk sekolah Al-Fakhura milik UNRWA yang menampung para pengungsi, dilaporkan menewaskan sedikitnya 24 orang. UNICEF mengutuk semua serangan terhadap sekolah," tambahnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini