TRIBUNNEWS.COM - Kremlin memastikan para pemimpin negara yang dianggap Moskow sebagai sosok yang "tidak ramah" tidak akan menerima ucapan selamat Natal dan Tahun Baru dari Presiden Vladimir Putin pada tahun ini.
Hal ini disampaikan oleh juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov kepada Agensi Berita Rusia, TASS pada hari Sabtu (23/12/2023)
Peskov menambahkan bahwa hanya teman dan sekutu Rusia yang akan menerima pesan tersebut.
Ucapan selamat Tahun Baru dan Natal merupakan tradisi yang biasa dilakukan oleh para pemimpin Rusia di tiap penghujung tahun kepada negara-negara yang dianggap bersahabat dengan Rusia.
Baca juga: Pakar: Taktik Booby Trap yang Digunakan Hamas Buat IDF Bingung, Takut dan Panik
Melalui tradisi tersebut, pihak Kremlin akan mengirimkan pesan resmi kepada para pemimpin negara ataupun para mantan pemimpin negara yang berkontribusi dalam menjalin hubungan dengan Rusia
Namun, mengingat ketegangan luar biasa yang dialami Moskow dengan Washington dan sekutunya, daftar penerima pesan tersebut pada tahun ini diprediksi menjadi lebih pendek.
"Dia (Putin) tidak akan mengirimkan ucapan selamat kepada yang tidak ramah," kata Peskov.
Ketika ditanya pemimpin asing mana yang tidak akan menerima pesan tersebut tahun ini, Peskov tak mau memberikan rincian terkait siapa saja yang tepatnya ada di dalam daftar.
Tahun lalu, daftar penerima yang dipublikasikan oleh Kremlin tidak mencakup para pemimpin negara Barat.
Adapun, di Uni Eropa, yang menerima pesan dari Rusia hanya Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban dan Presiden Serbia Aleksandar Vucic.
Beograd secara tradisional memiliki hubungan dekat dengan Moskow, yang berhasil dijaga dalam konflik antara Moskow dan Kiev di mana hubungan antara Rusia dan sebagian besar negara Eropa mengalami penurunan.
Sementara itu, Orban adalah pemimpin negara di Uni Eropa yang dinilai Rusia memiliki nyali untuk menentang kebijakan yang terlalu berpihak kepada Ukraina.
Orban sendiri dikenal sebagai satu-satunya pemimpin negara di Uni Erope yang tegas mengkritik bantuan militer Barat kepada Kiev.
Baca juga: Militer AS Klaim Telah Tembak Jatuh Empat Drone Milik Kelompok Houthi di Yaman
Ia juga berulang kali menyoroti ketidakefektifan sanksi yang dijatuhkan oleh Brussels terhadap Moskow.
Ucapan selamat tahun 2022 juga tidak dikirimkan kepada kepala berbagai lembaga internasional.
Kremlin tidak memberikan komentar mengenai alasan keputusan tersebut.
Mantan Kanselir Jerman Angela Merkel juga dihapus dari daftar mantan kepala negara dan pemerintahan yang akan menerima pesan liburan dari presiden Rusia.
Tahun lalu, Merkel mengakui bahwa Perjanjian Minsk yang diselenggarakan oleh Rusia, Jerman, dan Prancis pada tahun 2015 untuk mengakhiri konflik antara Kiev dan republik Donbass hanya merupakan upaya strategis untuk memberi Ukraina lebih banyak waktu untuk bersiap menghadapi konflik dengan Rusia.
Putin saat itu merespons dengan mengatakan bahwa ia "kecewa" dengan komentar Merkel.
(Tribunnews.com/Bobby)