"Kami diminta berjalan sedikit untuk menggerakkan tubuh," tambahnya.
Baca juga: Brigade Qassam Klaim Bunuh 6 Tentara Israel dalam Ledakan Bom di Gaza
Sementara itu, putrinya, Agam mempertanyakan kebijakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang memerintahkan pemboman besar-besaran di Jalur Gaza, yang dapat membahayakan nyawa sandera.
"Netanyahu ingin menggulingkan Hamas, tapi jika Anda membunuh dua penjaga (anggota Hamas) yang bersama saya, di mana saya, dan ke mana saya akan pergi? Di sini, kami telah menerima jawaban tentang ke mana orang-orang akan pergi tanpa penjaganya. Mereka terbunuh oleh tembakan pasukan kita (Israel),” kata Agam.
Dalam hal ini, dia merujuk pada insiden saat tentara Israel secara tidak sengaja membunuh 3 sandera Israel di Shujaiya, Gaza, baru-baru ini.
Agam mengatakan ia menghadiri pemakaman Alon, salah satu sandera yang tertembak itu, karena merasa hal itu mungkin juga bisa terjadi padanya.
“Mereka bertanya kepada saya mengapa saya menghadiri pemakaman Alon, dan saya mengatakan bahwa saya merasa itu adalah kami, meski hal ini tidak terjadi pada kami," katanya.
Hamas Palestina vs Israel
Perang Israel dan Hamas semakin memanas setelah Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Setelah pertukaran sandera selama 7 hari yang dimulai Jumat (24/11/2023), kurang lebih 138 sandera masih ditahan Hamas di Jalur Gaza.
Sementara itu pembalasan Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 20.424 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Senin (25/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Al Jazeera.
Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) tersebut.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel