Dikutip dari Calcalis Tech, Direktur Jenderal Eilat, Gideon Golber, mengatakan pihaknya akan meminta kompensasi dari pemerintah atas hilangnya sejumlah pendapatan.
Perusahaan ekspedisi dari Israel dan negara lainnya kemudian memilih mengambil rute yang lebih panjang dalam perjalanan ke Israel.
Rute panjang itu membuat waktu perjalanan molor hingga 12 hari dan biayanya membengkak.
Di tengah sepak terjang Houthi itu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin melawat ke Timur Tengah untuk mengumumkan adanya satuan tugas (satgas) angkatan laut yang dikerahkan ke Laut Merah.
Satgas itu beranggotakan beberapa negara. Namun, satu-satunya negara Arab yang ikut serta adalah Bahrain.
Baca juga: Perang Israel-Gaza: Harga perdamaian bagi Israel dan Palestina
(Tribunnews/Febri)