Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Angkatan Laut Iran telah merampungkan pembelian sejumlah rudal jelajah pintar Talaeiyeh yang memiliki jangkauan tembak hingga 1.000 km.
“Kami telah menerima pengiriman rudal jelajah canggih yang saat ini tiba di pangkalan militer dekat Samudera Hindia untuk digunakan sebagai persenjataan angkatan laut,” kata Kepala Angkatan Laut Iran, Shahram Irani.
Berbeda dari rudal pada umumnya, Irani menjelaskan bahwa rudal Talaeiyeh memiliki kemampuan yang super canggih. Diantaranya mampu mengubah target selama perjalanan.
Kelebihan ini didapatkan lantaran rudal Talaeiyeh dengan hulu ledak 130 kilogram ini dilengkapi dengan sistem panduan radar aktif.
Dengan kemampuan mengubah rute serta pemilihan target rudal Talaeiyeh akan jadi alat pengecoh musuh paling ampuh.
"Rudal Talayieh, yang memiliki jarak tempuh lebih dari 1.000 kilometer, adalah rudal cerdas dengan kemampuan mengubah rute serta pemilihan target oleh rudal sendiri, dan merupakan sistem induk yang dapat mengecoh target dalam level tinggi," imbuh Irani.
Dalam laporan yang dirilis media lokal Zawya, pemerintah Iran juga turut memborong sejumlah senjata tempur,
Baca juga: Houthi Yaman Ancam Tenggelamkan Kapal Perang AS yang Kawal Kapal Kargo di Laut Merah
Diantaranya helikopter pengintai Mohajer yang dibekali sistem intelijen serta drone laut dan rudal Nasir dengan jangkauan 1000 kilometer.
Meskipun analis militer Barat mengatakan Iran terkadang melebih-lebihkan kemampuannya, namun rudal dan drone buatan Iran adalah elemen kunci dalam perangkat keras militer Teheran.
Baca juga: Rudal Houthi di Laut Merah Diduga Pakai Teknologi China, Ansarallah Duluan Pakai Ketimbang PLA?
Banyak pihak menilai bahwa pembelian senjata perang itu dilakukan pemerintah Iran untuk memperkuat posisi milisi sayap kanan Houthi yang saat ini tengah melakukan blokade terhadap kapal dagang Israel di Laut Merah.
Tuduhan itu diperkuat dengan adanya insiden penembakan yang menyebabkan kapal tanker kimia Chem Pluto berbendera Liberia terbakar saat melintas di Samudra Hindia.
Para pejabat Amerika yang berada di Gedung Pentagon menilai serangan drone yang memicu kebakaran itu merupakan ulah dari milisi Houthi Yaman.
Baca juga: Aktivitas di Pelabuhan Eilat Israel Anjlok 85 Persen Imbas Serangan Houthi di Laut Merah
Tuduhan tersebut dilontarkan sejalan dengan kebijakan pemerintah Iran, beserta pasukan militan sekutunya di Yaman akhir-akhir ini kerap melakukan penyerangan terhadap kapal dagang yang terafiliasi dengan Israel hingga memicu ketegangan regional dan risiko baru bagi jalur pelayaran.
Merespon tuduhan yang dilontarkan Amerika kepada negaranya, pemerintah Iran dengan tegas membantah bahwa pihaknya terlibat dalam perencanaan serangan oleh gerakan Houthi di Yaman terhadap kapal komersial di Laut Merah.