"Kami baru saja kembali dari Gaza," kata Netanyahu, menurut pernyataan Likud.
"Kami tidak berhenti, kami terus berjuang dan mengintensifkan serangan dalam beberapa hari mendatang."
"Ini akan menjadi perang panjang yang tidak akan berakhir," pungkasnya.
Hamas dan Jihad Islam Tolak Lepas Kekuasaan di Gaza
Baca juga: Rencana Israel Banjiri Terowongan Hamas Dianggap Genosida, Disebut Sebabkan Bencana Besar
Hamas dan Jihad Islam menolak usulan Mesir untuk melepaskan kekuasan mereka di Jalur Gaza dengan imbalan gencatan senjata permanen.
Hal ini disampaikan dua sumber keamanan Mesir kepada Reuters, Senin.
Kedua kelompok itu, yang telah mengadakan pembicaraan terpisah dengan mediator Mesir di Kairo, menolak menawarkan konsesi apapun selain kemungkinan pembebasan lebih banyak sandera yang ditangkap pada 7 Oktober 2023.
Mesir mengusulkan sebuah "visi", yang juga didukung oleh Qatar, yang akan melibatkan gencatan senjata dengan pembebasan lebih banyak sandera.
Visi itu mengarah pada kesepakatan yang lebih luas yang melibatkan gencatan senjata permanen, serta perombakan kepemimpinan di Gaza, dimana saat ini wilayah kantong itu dipimpin oleh Hamas.
Mesir mengusulkan pemilu sambil memberi jaminan kepada Hamas, bahwa anggotanya tidak akan dikejar atau diadili.
Namun, Hamas menolak konsesi apapun selain pembebasan sandera, kata sumber itu.
Seorang pejabat Hamas yang mengunjungi Kairo baru-baru ini menolak memberikan komentar langsung mengenai tawaran spesifik untuk gencatan senjata kemanusiaan sementara.
“Hamas berupaya mengakhiri agresi Israel terhadap rakyat Gaza, pembantaian, dan genosida."
"Kami berdiskusi dengan saudara-saudara kami di Mesir tentang cara untuk melakukan hal tersebut,” kata pejabat tersebut kepada Reuters.
“Kami juga mengatakan bantuan untuk rakyat kami harus terus berjalan dan harus ditingkatkan."