"Bantuan harus menjangkau seluruh penduduk di utara dan selatan,” ujar pejabat itu lagi.
“Setelah agresi dihentikan dan bantuan ditingkatkan, kami siap membahas pertukaran sandera,” tegasnya.
Jihad Islam, yang juga menyandera tahanan di Gaza, juga mengutarakan pendiriannya.
Baca juga: Proposal Mesir: Israel Tarik Penuh Pasukan, Bentuk Pemerintahan Baru di Gaza dan Tepi Barat
Delegasi Jihad Islam yang dipimpin oleh pemimpinnya, Ziad al-Nakhala, saat ini berada di Kairo untuk berdiskusi dengan para pejabat Mesir mengenai tawaran pertukaran sandera dan masalah lainnya.
Tetapi, seorang pejabat mengatakan Jihad Islam telah mengakhiri serangan militer Israel sebagai prasyarat untuk negosiasi lebih lanjut.
Jihad Islam menegaskan, kata pejabat itu, setiap pertukaran sandera harus didasarkan pada prinsip “semua untuk semua."
Hal ini berarti pembebasan semua sandera yang ditahan di Gaza oleh Hamas dan Jihad Islam sebagai imbalan atas pembebasan semua warga Palestina yang dipenjara di Israel.
Sebelum perang, terdapat 5.250 warga Palestina di penjara-penjara Israel.
Namun, jumlahnya kini meningkat menjadi sekitar 10.000 karena Israel telah menangkap ribuan orang lainnya di Tepi Barat dan Gaza sejak 7 Oktober, menurut Asosiasi Tahanan Palestina.
Hingga Senin, Gaza mengalami salah satu malam paling mematikan dalam perang yang telah berlangsung selama 11 minggu.
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan sedikitnya 70 orang tewas akibat serangan udara Israel di pusat Jalur Gaza yang kecil dan terkepung.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)