News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembentukan Aliansi Militer Rusia dan China Hampir Matang, Bisa Bikin AS dan Sekutunya Kewalahan

Penulis: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pertemuan Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Beijing Februari 2022.

TRIBUNNEWS.COM - Rusia dan China makin mengintensifkan pembahasan untuk membangun aliansi militer bersama untuk mengimbangi dominasi Amerika Serikat yang menjadi negara adidaya militer utama dunia selama beberapa dekade ini.

Aliansi militer Rusia-China ini bisa menjadi ancaman baru yang besar bagi AS sekaligus meningkatkan potensi munculnya konflik global.

Rusia dan China semakin dekat membangun hubungan setelah meletusnya perang Ukraina.

AS menjadi satu-satunya negara adidaya di dunia sejak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991. AS kerap mengerahkan pasukannya ke seluruh dunia untuk membela sekutu dan mencegah agresi.

Namun menjelang berakhirnya tahun 2023, konflik berkobar di seluruh dunia, dan Rusia dengan China semakin agresif dalam ambisi mereka untuk menggulingkan AS sebagai kekuatan terbesar di dunia.

Seperti dikemukakan para analis, Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin berupaya memanfaatkan momentum ketidakstabilan global untuk menekan AS dan sekutu-sekutunya.

Rusia dan China semakin dekat untuk membentuk aliansi militer yang akan menjadi ancaman terbesar yang pernah dihadapi AS di masa depan.

“Jelas bahwa kedua negara memandang diri mereka sebagai mitra militer, dan kemitraan ini tumbuh lebih dalam dan lebih berpengalaman, meskipun ini bukan aliansi formal dalam pengertian Barat,” Jonathan Ward, CEO Atlas Group dikutip Business Insider.

Dalam berbagai konflik di seluruh dunia, persaingan antara AS dan kemitraan Rusia-China sedang terjadi.

China telah memberi Rusia dukungan ekonomi dan diplomatik yang penting dalam invasi tak beralasannya ke Ukraina, sementara AS telah memberikan bantuan miliaran dolar ke Kyiv.

Baca juga: Bikin Barat Ketar-ketir, Rusia Ngebut Produksi Senjata Hingga 12 Kali Lipat

Di Timur Tengah, Rusia dan China bersekutu dengan Iran dan mengkritik serangan Israel di Gaza untuk menghancurkan kelompok teror Hamas yang didukung Teheran.

Sementara itu, AS telah memberikan bantuan militer dan dukungan diplomatik kepada Israel.

Menurut para ahli, China kemungkinan besar sedang mengamati dengan cermat hasil perang Ukraina untuk mencari tanda-tanda bagaimana dunia akan bereaksi jika negara itu bertindak berdasarkan rencana untuk menguasai Taiwan.

Dan seiring dengan semakin dekatnya hubungan mereka, China dan Rusia semakin mengoordinasikan sumber daya militer mereka.

Baca juga: Houthi Serang Kapal Israel di Laut Merah: Rusia Ketiban Cuan, Barat Menderita

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini