TRIBUNNEWS.COM - Pensiunan Jenderal Israel, Yitzhak Brik (75), mengkritik juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang sering menyebarkan informasi palsu mengenai kemajuan Israel di Jalur Gaza.
Ia menekankan, kebenaran di lapangan tidak sama dengan pernyataan IDF dan media yang mendukung Israel.
“Dari informasi yang saya terima dari para komandan dan tentara yang telah berperang di Jalur Gaza sejak awal, tampaknya juru bicara militer Israel dan komentator militer di saluran televisi memberikan narasi palsu tentang ribuan kematian akibat Hamas dan tentang perang langsung antara pasukan kami dan pasukan mereka," kata Yitzhak Brik kepada surat kabar Haaretz, Selasa (26/12/2023).
Ia mengatakan jumlah anggota Hamas yang meninggal mau pun terluka jauh lebih sedikit daripada jumlah yang diklaim oleh IDF.
“Jumlah korban Hamas akibat tembakan pasukan kami di lapangan jauh lebih rendah. Perang biasanya tidak terjadi secara tatap muka, dan sebagian besar korban tewas dan terluka di antara kami terkena bahan peledak dan bom atau tembakan rudal anti-tank dari Hamas," katanya.
Baca juga: Mantan Panglima Sebut Israel Telah Kalah Perang dengan Hamas: Menang Kalau Netanyahu Mundur!
IDF Sebar Berita Kemajuan Palsu
Menurut Yitzhak Brik, IDF sengaja menggambarkan pasukannya meraih kemajuan di medan perang.
"Jelas bahwa juru bicara militer Israel dan tingkat keamanan berusaha untuk menggambarkan perang sebagai kemenangan besar sebelum gambarannya menjadi jelas," katanya.
Israel, kata Yitzhak Brik, sengaja mengundang jurnalis internasional dari saluran berita yang pro-Israel untuk melihat apa yang telah mereka siapkan di Jalur Gaza
"Untuk tujuan ini, mereka membawa media yang direkrut dari saluran televisi besar ke Gaza, sehingga mereka bisa mengambil gambar 'kemenangan'," lanjutnya.
Yitzhak Brik teringat dengan para reporter dan komentator di saluran TV Israel sebelum 7 Oktober 2023, yang memuji Israel sebagai negara dengan pertahanan terkuat di Timur Tengah.
Namun, mereka tetap mengatakan hal yang sama setelah operasi Hamas pecah pada 7 Oktober 2023, yang secara tidak langsung menunjukkan Israel tidak sekuat yang mereka katakan.
Baca juga: Komandan Kompi Brigade Golani Dipecat setelah Paksa Tentara Israel Masuk Jebakan Hamas
“Ini mengingatkan saya bagaimana para reporter dan komentator di saluran TV besar, bersama dengan pensiunan jenderal, mengatakan kepada kami, sebelum serangan yang kami terima di wilayah Gaza, bahwa tentara Israel adalah tentara terkuat di Timur Tengah dan musuh dihalangi," katanya.
"Sayangnya, reporter, komentator, dan pensiunan jenderal ini terus mengarang gambaran yang sama, seolah-olah mereka tidak belajar apa pun," lanjutnya.