TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengomentari ledakan di dekat Kedutaan Israel di New Delhi, India pada Selasa (26/12/2023) malam, melalui pernyataan tertulis dari Kantor Perdana Menteri.
Dia mengindikasikan dalam sebuah pernyataan kemungkinan ledakan itu adalah sebuah operasi.
"Ledakan itu adalah operasi yang disengaja," kata Kantor Netanyahu menduga penyebab ledakan itu, Rabu (27/12/2023).
Sementara itu, Dewan Keamanan Nasional Israel juga mengimbau warganya di India agar lebih hati-hati.
“Mengingat ketakutan akan terulangnya kejadian serupa, kami menekankan rekomendasi berikut untuk warga Israel di India dan New Delhi pada khususnya,” katanya, Rabu (27/12/2023).
"Mereka harus berusaha menghindari pergi ke tempat-tempat ramai seperti pusat perbelanjaan dan pasar, dan tempat-tempat yang diidentifikasi digunakan oleh pihak Barat atau Yahudi dan Israel," lanjutnya, dikutip dari The Times of India.
Baca juga: Belum Kelar Urus Terowongan Hamas, Israel Malah Kembali Dihantui Terowongan Hizbullah
Warga Israel di India juga dilarang mengikuti acara publik tanpa perlindungan keamanan.
"Mereka diimbau untuk menghindari berpartisipasi dalam acara yang melibatkan banyak peserta yang tidak memiliki perlindungan keamanan,” katanya.
Selain itu, warga Israel dilarang mengunggah rincian perjalannya di media sosial.
"Mereka harus menghindari mempublikasikan rincian perjalanan di jaringan media sosial, dan mempublikasikan foto dan rincian kunjungan sebelum dan selama perjalanan," lanjutnya.
Sebelumnya, dikabarkan polisi New Delhi menempatkan pasukan dalam siaga tinggi, setelah terjadi ledakan di dekat kedutaan Israel pada Selasa (26/12/2023) malam.
Tidak ada orang yang terbunuh atau terluka dalam ledakan itu.
Baca juga: Ledakan di Dekat Kedubes Israel di New Delhi, Polisi Temukan Surat Berisi Ancaman
India Perketat Keamanan
Setelah ledakan tersebut, India meningkatkan keamanan di lingkungan komunitas Yahudi, selain pasar dan fasilitas vital lainnya.