Kaleidoskop 2023, Inilah 7 Momen Paling Mematikan yang dialami Rusia dalam Perang Ukraina
TRIBUNNEWS.COM - Perang selama 22 bulan di Ukraina melawan pendudukan Rusia merupakan peristiwa brutal yang menghiasi permberitaan sepanjang 2023 sejauh ini.
Perang Rusia dan Ukraina ini merugikan kedua belah pihak, terutama bagi pasukan Moskow yang berstatus 'ofensive'.
Menurut laporan The New York Times, jumlah tentara Rusia biasanya melebihi jumlah tentara Ukraina di medan perang dengan rasio hampir tiga banding satu.
Baca juga: Profesor Militer China: Aksi Houthi Yaman Lawan AS di Laut Merah Adalah Bantuan Besar Buat Beijing
Namun Ukraina telah menggunakan senjata seperti Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) yang dipasok AS, dan rudal jelajah milik negara-negara Barat untuk merontokkan pasukan Rusia.
Rusia tidak pernah mengkonfirmasi jumlah korbannya, namun perkiraan pihak Barat menunjukkan sekitar 315.000 tentara Rusia tewas atau terluka di Ukraina.
Adapun korban di pihak Ukraina diyakini sekitar 200.000 orang, menurut klaim Barat.
Laporan Insider mengatakan, pihak Rusia telah mengeluarkan banyak tenaga dan senjata dalam serangannya yang paling signifikan terhadap Ukraina dalam beberapa bulan terakhir.
Serangan yang dimaksud adalah upaya Moskow untuk merebut Avdiivka, sebuah kota strategis di Ukraina timur dan pintu gerbang ke Ukraina yang diduduki Rusia.
Meskipun kerugian yang dialami Rusia cukup besar, populasi negara tersebut tiga kali lipat lebih besar dari populasi Ukraina – sebuah kelompok besar yang memungkinkan Rusia untuk terus menambah jumlah pasukannya.
Dirangkum dari beberapa momen, berikut tujuh peristiwa yang diyakini sebagai momen paling mematikan bagi Rusia dalam Perang Ukraina sejauh ini, khususnya di 2023:
Serangan Terhadap Kherson 14 Mil di Belakang Garis Depan Pertempuran
Pasukan Ukraina dilaporkan potensial berhasil meleyapkan lebih dari 70 tentara Rusia dalam sebuah serangan di desa Hladkivka di oblast Kherson pada 10 November 2023.
Laporan Kementerian Pertahanan Inggris dalam pernyataan harian intelijennnya menyebut serangan Ukraina tersebut, yang menargetkan konvoi truk pasukan Rusia.
Serangan ini terjadi 14 mil di belakang garis depan pertempuran, artinya jauh berada di dalam teritorial Rusia.
Momen ini juga menjadi highlights kemampuan serangan presisi jarak jauh Ukraina.
Kapal Perang Novocherkassk dari Armada Laut Hitam Rusia Kena Hantam Serangan Ukraina
Pada 26 Desember 2023, foto-foto ledakan besar pada kapal pendarat Angkatan Laut Rusia, Novocherkassk, viral di media sosial.
Saluran Telegram, outlet media independen Rusia, Astra, melaporkan ada 77 pelaut di kapal Novocherkassk pada saat serangan Ukraina terjadi di dermaga di Feodosia di Krimea.
Sebanyak 33 orang dilaporkan hilang dan 19 luka-luka.
Wartawan dan saluran intelijen sumber terbuka memposting foto yang menunjukkan puing-puing kapal yang sedang berlabuh.
Laporan ini mendukung klaim Ukraina kalau rudal jarak jauh – kemungkinan besar rudal jelajah Storm Shadow Inggris – menyerang kapal tersebut.
Beberapa laporan mengatakan kapal pendarat Rusia itu potensial mengangkut drone penyerang Shahed buatan Iran ketika kapal itu diserang.
Tentara Rusia Tewas Kena Rudal Saat Latihan di Pulau Dzharylhach
Ukraina merilis sebuah video yang diklaim menunjukkan tentara Rusia diserang oleh rudal HIMARS saat mereka berlatih di pulau Dzharylhach.
Pulau ini sebagain besar berkontur gundukan pasir sepanjang 26 mil di Laut Hitam yang merupakan bagian dari wilayah Oblast Kherson yang diduduki Rusia.
Ukraina mengatakan serangan itu menimbulkan 200 korban jiwa.
Jumlah tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.
Rekaman drone pada Agustus 2023 menunjukkan tentara tampak melakukan peregangan dan berolahraga di pantai berpasir pulau Ukraina sebelum diserang dari atas.
Serangan HIMARS Saat Pidato Komandan Rusia di Kreminna
HIMARS Ukraina dilaporkan menyerang sekelompok besar tentara Rusia di kota Kreminna saat mereka berdiri selama dua jam untuk mendengarkan pidato seorang komandan pada Juli 2023.
Beberapa laporan menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 100 orang dan total korban jiwa mencapai 200 orang.
Jumlah tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.
Seorang pejabat Ukraina yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Kyiv Post, momen ini adalah "situasi yang lucu" karena tentara Rusia telah membuat diri mereka sendiri menjadi sasaran empuk.
Klaim tersebut, yang awalnya dilaporkan oleh seorang milbogger Rusia, menyebabkan kaum nasionalis Rusia menyerukan agar para pemimpin militer dihukum.
Serangan di Momen Tahun Baru di Makiivka
Meskipun para pejabat Rusia sebagian besar tidak mengakui adanya kehilangan personel militer, kementerian pertahanan Rusia membuat pengumuman langka yang mengonfirmasi tewasnya 89 tentara dalam serangan di Makiivka, sebuah kota kecil di wilayah Donetsk, Ukraina, awal Januari 2023.
Pejabat Ukraina menyatakan, jumlah korban jiwa jauh lebih tinggi, dengan sekitar 400 tentara tewas dan 300 lainnya luka-luka.
Angka-angka tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.
"Ukraina mengatakan pihaknya menggunakan HIMARS untuk serangan itu, dan kementerian Rusia mengatakan Ukraina menembakkan enam roket, empat di antaranya mengenai pasukan mereka," ISW melaporkan.
Serangan itu memicu kritik luas terhadap kepemimpinan militer Rusia, lapor ISW.
Seorang pejabat senior militer Rusia, Sergei Sevryukov, menyalahkan tingginya jumlah korban akibat penggunaan ponsel oleh tentara tanpa memberikan bukti, The Guardian melaporkan.
Satu Batalion Rusia Hancur Saat Mau Melintasi Sungai Siverskyi Donets
Pasukan Ukraina menghancurkan satu batalion Rusia ketika mencoba menyeberangi Sungai Siverskyi Donets di timur laut Ukraina.
Peristiwa ini terjadi pada Mei 2022 namun tetap menjadi ulasan pemberitaan pada 2023.
Artileri Ukraina menghancurkan beberapa jembatan ponton Rusia, dan perkiraan menyebutkan jumlah korban tewas atau terluka di Rusia sekitar 485 orang, menurut Institute for the Study of War (ISW) berdasarkan analisis citra yang tersedia untuk umum.
Mereka memperkirakan lebih dari 80 peralatan tempur Rusia hancur.
Laporan media mengatakan, Ukraina menggunakan howitzer M777 untuk menyerang batalion tersebut.
"Para milblogger Rusia menanggapi insiden tersebut dengan terkejut dan mulai mengomentari ketidakmampuan militer Rusia," lapor ISW.
Tenggelamnya Kapal Penjelajah Moskva
Hanya dua bulan setelah invasi Rusia, Ukraina dilaporkan meraih kesuksesan awal dengan menenggelamkan kapal perang Rusia Moskva.
Kapal ini adalah kapal andalan Armada Laut Hitam Angkatan Laut Rusia.
Pada 14 April 2022, para pejabat Ukraina mengatakan pasukan mereka telah menyerang kapal tersebut dengan setidaknya satu rudal Neptunus, yang dikonfirmasi oleh Pentagon.
Ukraina sepanjang 2023 kerap mengungkit soal kesuksesan penenggelaman ini.
Ukraina mengklaim, hampir seluruh 500 pelaut di dalamnya tewas, sementara Rusia mengatakan bahwa hampir semuanya telah dievakuasi sebelum kapal tersebut tenggelam.
Belakangan, Rusia mengakui kalau seorang pelaut telah tewas dan 27 orang hilang, namun mengatakan sisanya telah dievakuasi.
Namun beberapa anggota keluarga pelaut Moskva mengatakan kepada surat kabar Rusia Novaya Gazeta bahwa sedikitnya 40 orang di dalamnya tewas.
Jumlah korban tewas sebenarnya masih belum diketahui.
(oln/BI/*)