TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Sayap militer gerakan Perlawanan Hamas di Gaza, Brigade al-Qassam mengklaim berhasil menghancurkan unit infanteri Israel pada Jumat (29/12/2023).
Brigade al-Qassam mengatakan sejumlah kendaraan tempur Israel, menimbulkan korban jiwa pada tentara IDF karena terkena ranjau yang mereka pasang di Gaza.
Ladang ranjau tersebut terdiri dari lima IED (Improvised explosive devices/ bom rakitan, red).
Baca juga: Investigasi Tewasnya 3 Sandera Israel: IDF Abaikan Teriakan Minta Tolong, Tetap Lakukan Penembakan
"Ledakan juga menghancurkan beberapa kendaraan tempur infanteri dan kendaraan militer lainnya di utara kamp pengungsi Bureij di Gaza tengah," tulis pernyataan itu dilansir Al Mayadeen.
Laporan itu juga menyebut, sebuah unit khusus Israel yang bersembunyi di sebuah bangunan perumahan di utara kamp pengungsi Bureij diserang dengan roket TBG dari Hamas.
Unit khusus Israel itu akhirnya terlibat dalam pertempuran perkotaan dengan senapan serbu.
"Pejuang Perlawanan menimbulkan banyak korban di antara mereka dan mengatakan mereka menghancurkan sebuah buldoser D9 yang kabarnya mengawal para prajurit tersebut," tulis laporan tersebut.
Skylark-2 Jatuh
Milisi Hamas juga mengatakan pihaknya menembak jatuh pesawat pengintai Skylark-2 di Beit Hanoun di Gaza utara.
Di sisi lain, pertempuran juga melibatkan Brigade Al-Quds, sayap militer gerakan Jihad Islam Palestina.
Mereka mengumumkan kalau pasukannya mengebom sejumlah situs militer, pusat komando operasi Israel, beberapa titik pertemuan, dan kendaraan militer di Bukit 86 Al-Kurd di utara Khan Younis.
"Kerugian Israel terus meningkat, karena IOF kehilangan dua petugas dan seorang Sersan Kelas Satu pada hari Kamis. Para perwira tersebut termasuk Kapten cadangan Neriya Zisk, seorang komandan kompi di Batalyon 52 Brigade Lapis Baja ke-401, dan Mayor Dvir David Fima, wakil komandan Batalyon ke-198 Brigade Lapis Baja ke-460," ungkap laporan tersebut.
Korban Tentara IDF Menggunung
Dilaporkan, setiap hari, sekitar 60 tentara Israel yang terluka dirawat di departemen rehabilitasi Israel.
Departemen ini memberikan bantuan kepada tentara Israel dan pasukan cadangan yang terluka dalam Perang Gaza melawan milisi pembebasan Palestina.
Baca juga: Israel Sebut Perang Bisa Berlangsung Berbulan-bulan, Hamas Tidak Takut: Kami Punya Kemampuan
"Angka ini belum termasuk mereka yang mengalami luka biasa," seperti yang dilaporkan oleh situs berita Ynet "Israel" pada 9 Desember.
Adapun jumlah kumulatif korban tentara IDF sejak 7 Oktober bersifat “astronomis”, sangat besar.
Lebih dari 5.000 tentara Israel yang terluka telah tiba di rumah sakit, lebih dari 2.000 orang secara resmi diakui sebagai penyandang cacat oleh tentara Israel dan dirawat oleh Kementerian Keamanan.
"Adapun 1.000 lainnya yang terluka adalah tentara reguler dan karena itu dirawat oleh pasukan pendudukan Israel," menurut media Israel, Channel 12.
Limor Luria, kepala departemen rehabilitasi di Kementerian Keamanan, menekankan kalau mereka belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.
Luria menambahkan, lebih dari 58 persen korban luka yang dirawat oleh Kementerian menderita luka parah di bagian tubuh mereka. tangan dan kaki, termasuk cedera yang memerlukan amputasi.
Baca juga: Daftar Senjata Terlarang yang Digunakan Israel selama Perang di Gaza: Dumb Bomb hingga Fosfor Putih
"Sekitar 12 persen dari akumulasi angka itu adalah tentara yang menderita luka dalam – Limpa, ginjal, laserasi organ dalam," jelasnya.
Ada juga cedera kepala dan mata, dan sekitar 7 persen menderita penyakit mental, jumlah ini akan melonjak karena memerlukan waktu sebelum penyakit tersebut dapat didiagnosis.
Channel 12 Israel sebelumnya mengungkapkan, sekitar 3.000 tentara IDF yang terluka dalam perang di Gaza diklasifikasikan sebagai “penyandang cacat permanen di militer.”
Hal ini terjadi setelah pasukan pendudukan Israel mengungkapkan kalau jumlah tentara yang tewas dalam aksi sejak Operasi Banjir al-Aqsa pada 7 Oktober telah mencapai 501 orang.
Israel Sita Jutaan Dollar AS yang dicurigai Danai Hamas
Pasukan Israel tidak hanya menyerbu markas atau tempat Hamas.
Tentara Israel (Israel Defense Force/IDF) diberitakan menyerbu kantor-kantor penukaran mata uang asing dan pengiriman uang di Ramallah dan kota-kota lain di Tepi Barat yang diduduki pada Kamis (28/12/2203).
Mereka juga menyita jutaan dollar AS yang dicurigai untuk mendanai kelompok Hamas.
Sedikitnya satu orang tewas dan 14 lainnya luka-luka dalam bentrokan antara tentara Israel dan warga Palestina di pusat kota Ramallah, kota utama di Tepi Barat dan pusat pemerintahan Otoritas Palestina, kata kementerian kesehatan Palestina.
Dilansir dari Reuters, sebuah pernyataan militer Israel mengatakan polisi, tentara dan personil keamanan Shin Bet melakukan penggerebekan di seluruh Tepi Barat, melakukan 21 penangkapan di Ramallah serta Tulkarm dan Jenin, di Tepi Barat bagian utara dan Hebron di bagian selatan.
Baca juga: Israel Ungkap Cara Jelajahi Terowongan Hamas Tanpa Kirim IDF ke Jebakan Maut
"Selama operasi tersebut, dana teroris ditemukan dan puluhan juta shekel, brankas, dokumen, sistem perekaman, dan telepon disita," katanya.
Selain penyedia layanan keuangan, operasi ini juga menargetkan mata uang kripto, dengan unit kejahatan siber khusus yang ikut serta dalam penyelidikan, kata militer.
Bentrokan juga terjadi di beberapa lokasi lain. Militer Israel mengatakan bahwa tentaranya melepaskan tembakan setelah bahan peledak, bom bensin, dan batu dilemparkan ke arah mereka.
Di Jenin, sebuah pesawat Israel menembaki para militan yang telah menyerang pasukan, katanya.
Pasukan keamanan Israel telah meningkatkan serangan di seluruh Tepi Barat sejak serangan 7 Oktober oleh Hamas di Israel selatan dan serangan Israel berikutnya yang kini berkecamuk di Jalur Gaza.
Hamas, yang merebut kekuasaan di Jalur Gaza pada tahun 2007, dan kelompok-kelompok lainnya seperti Jihad Islam terus meningkatkan jangkauan mereka di Tepi Barat, di mana mereka mendapatkan dukungan rakyat yang terus meningkat dan jutaan dollar dalam bentuk pendanaan dari Iran.
Sebelum 7 Oktober, Hamas telah melakukan serangkaian serangan terhadap warga Israel di sekitar pemukiman Tepi Barat dan pasukan Israel telah melakukan penggerebekan hampir setiap hari, namun tingkat intensitasnya meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir.
Serangan oleh pemukim Yahudi terhadap warga Palestina juga telah meningkat, sehingga mengundang keprihatinan dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.
Menurut Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (OHCHR) setidaknya 4.785 warga Palestina telah ditangkap sejak 7 Oktober, dengan setidaknya 291 orang terbunuh dalam bentrokan dengan pasukan Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.