TRIBUNNEWS.COM - Gempa berkekuatan magnitudo 7,6 yang mengguncang Jepang hingga memicu peringatan tsunami pada Senin (1/1/2024) mengakibatkan 36 ribu rumah di Prefektur Ishikawa dan Toyama dilaporkan mengalami mati listrik.
Dikutip dari NHK, hal ini disampaikan oleh pihak penyedia listrik, Hokuriku Electric Power 9505.T.
Kendati demikian, Otoritas Regulasi Nuklir Jepang mengungkapkan tidak adanya kejanggalan yang sudah terkonfirmasi dari pembangkit listrik tenaga nuklir di sepanjang Laut Jepang, termasuk lima reaktor aktif di pembangkit listrik 9503.T Ohi dan Takahama milik Kansai Electric Power di Prefektur Fukui.
Di sisi lain, pabrik Shika milik Hokuriku di Ishikawa yang terletak paling dekat dengan pusat gempa telah menghentikan dua reaktornya sebelum gempa.
Pihak Hokuriku pun mengungkapkan tidak ada kerusakan akibat gempat yang terjadi.
Lebih lanjut, Badan Meteorologi Jepang telah melaporkan adanya tsunami setinggi sekitar 1 meter melanda sebagian pantai barat di sepanjang Laut Jepang.
Baca juga: Jepang Diguncang Gempa M 7: Peringatan Tsunami Dikeluarkan, Ada 11 Gempa Susulan
Badan Meteorologi Jepang pun memperkirakan gelombang lebih besar akan terjadi.
Sementara, juru bicara Pemerintah Jepang, Hayashi Yoshimasa mengungkapkan dalam konferensi pers darurat bahwa tingkat kerusakan masih terus diperiksa oleh pihak berwenang.
Selain itu, dia juga memperingatkan warga untuk bersiap menghadapi kemungkinan gempa susulan.
11 Gempa Terjadi di Jepang
Pasca gempa utama bermagnitudo 7,4, 11 gempa tercatat terjadi di seluruh Jepang hingga pukul 17.00 waktu setempat.
Kemudian adapula gelombang setinggi 80 cm mencapai prefektur Toyama sekira pukul 16.35 waktu setempa dan gelombang 40 cm juga mencapai prefektur Niigata pukul 16.36.
Namun, ada gelombang tsunami yang dikabarkan telah mencapai Pulau Sado di Niigata pada pukul 16.10.
Tsunami pun diperkirakan akan menghantam prefektur Yamagata dan Hyogo.
Belum diketahui apakah ada korban jiwa serta laporan kerusakan akibat gempa ini.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)