TRIBUNNEWS.COM - Tentara Israel menggerebek beberapa lingkungan di Tepi Barat, Selasa (2/1/2024).
Dalam penggerebekan di Tulkarem, kamp pengungsi Nur Shams, terdapat kendaraan militer Israel yang masuk secara massal dan mengelilingi kota.
Ketika itu, buldoser Israel menghancurkan jalan-jalan menuju kamp pengungsi.
Buldoser Israel juga menghancurkan infrastruktur di sepanjang jalan.
Dilansir Al Jazeera, dalam serangan Israel lainnya di Nablus, terjadi bentrokan sengit dan laporan adanya penembak jitu di atap rumah.
Penggerebekan ini merupakan intensifikasi dari serangan militer hampir setiap malam yang dilakukan pasukan pendudukan di seluruh Tepi Barat yang diduduki, terutama sejak 7 Oktober 2023.
Baca juga: Berambisi Rebut Gaza, Israel Berdalih Tak Bisa Hidup di Timur Tengah jika Kalah Perang
Sejak 7 Oktober, 324 warga Palestina terbunuh di Tepi Barat yang diduduki.
Di kota Nablus, kekerasan pemukim meningkat dalam beberapa bulan terakhir, kata para saksi mata kepada Anadolu Agency.
Pasukan Israel menyerbu beberapa bangunan, menggeledahnya, dan melakukan interogasi lapangan terhadap warga Palestina.
Beberapa bangunan tetap ditutup hingga saat ini.
5 Warga Tewas
Sementara itu, lima warga Palestina tewas dalam serangan semalaman di Tepi Barat yang diduduki, kata militer Israel.
Empat warga Palestina tewas di Azzun, sementara orang kelima ditembak mati di Qalqilya setelah diduga melepaskan tembakan dalam penggerebekan.
Korban jiwa dan penangkapan banyak terjadi di Tepi Barat di tengah meningkatnya aktivitas Israel di tengah perang di Gaza.
Baca juga: Internal Israel Pecah Jika Perang Usai, Yoav Galant Ungkap Rencana Fase Operasi Pembersihan di Gaza
Merinci insiden terbaru, tentara Israel memposting foto tiga senapan mesin ringan Carlo yang mereka klaim dibawa oleh empat pria tersebut.
Kementerian Kesehatan Palestina juga mengonfirmasi kematian di Azzun melalui saluran Telegram mereka.
Setelah itu, jenazah dibawa pergi oleh pasukan Israel.
Hingga kini, belum ada komentar langsung dari pejabat Palestina mengenai orang yang terbunuh di Qalqilya.
PBB Minta Israel Akhiri Pembunuhan
Sebuah laporan PBB yang dirilis pekan lalu merinci situasi hak asasi manusia yang memburuk dengan cepat di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur.
PBB lantas menyerukan Israel untuk mengakhiri pembunuhan di luar hukum dan kekerasan pemukim terhadap penduduk Palestina.
Baca juga: Departemen Luar Negeri AS Tegaskan Gaza Adalah Tanah Palestina, Sebut Israel Tak Berhak Usir Warga
Laporan tersebut menyerukan diakhirinya segera penggunaan senjata dan sarana militer selama operasi penegakan hukum, penahanan sewenang-wenang dan perlakuan buruk terhadap warga Palestina, dan pencabutan pembatasan gerakan yang diskriminatif.
“Penggunaan sarana dan senjata taktik militer dalam konteks penegakan hukum, penggunaan kekuatan yang tidak perlu atau tidak proporsional, dan penegakan pembatasan pergerakan yang luas, sewenang-wenang dan diskriminatif yang mempengaruhi warga Palestina sangatlah meresahkan,” ujar Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Türk, Selasa.
“Pelanggaran yang didokumentasikan dalam laporan ini mengulangi pola dan sifat pelanggaran yang dilaporkan di masa lalu dalam konteks pendudukan Israel yang telah berlangsung lama di Tepi Barat."
"Namun, intensitas kekerasan dan penindasan adalah sesuatu yang belum pernah terlihat selama bertahun-tahun,” jelasnya.
Baca juga: Macron Serukan Israel Hindari Eskalasi Usai Tewasnya Saleh Al-Arouri, Takut Perang Meluas ke Lebanon
Terbaru, pejabat senior Hamas Saleh al-Arouri tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel di Beirut selatan, Lebanon.
Israel belum secara resmi mengaku bertanggung jawab.
Hizbullah mengatakan serangan itu, yang menewaskan sedikitnya enam orang, tidak akan terjadi tanpa hukuman.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan serangan Israel terhadap Rumah Sakit Kota El Amal di Khan Younis di Gaza selatan telah menewaskan sedikitnya lima warga Palestina.
Setidaknya 22.185 orang telah tewas dan 57.000 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Jumlah korban tewas yang direvisi akibat serangan 7 Oktober di Israel mencapai 1.139 orang.
(Tribunnews.com/Nuryanti)