TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melarang menteri-menteri Israel untuk mengomentari pembunuhan Saleh al-Arouri, wakil kepala biro politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di Beirut, Lebanon, pada Selasa (2/1/2024) malam.
"Kantor Netanyahu menginstruksikan para menteri untuk tidak memberikan wawancara kepada media atau membuat referensi yang jelas mengenai pembunuhan Saleh al-Arouri," lapor Perusahaan Penyiaran Israel, Rabu (3/1/2024).
Larangan ini muncul setelah ekstremis zionis sekaligus Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, menulis di akunnya tentang pembunuhan Saleh al-Arouri.
Sebaliknya, penasihat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel tidak mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
“Serangan itu tidak menargetkan pemerintah Lebanon atau Hizbullah,” kata penasihat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kepada MSNBC.
Baca juga: Bos Hamas Saleh al-Arouri Tewas di Lebanon, Hizbullah Ngamuk Beri Ancaman Balas Dendam ke Israel
AS Mengaku Tidak Tahu soal Rencana Pembunuhan Saleh al-Arouri
Sementara surat kabar The Washington Post mengutip pembelaan Amerika Serikat (AS) selaku sekutu utama Israel, mengaku tidak mengetahui tentang rencana pembunuhan Saleh al-Arouri.
"Israel bertanggung jawab atas pembunuhan Al-Arouri," kata pejabat AS.
Sementara itu, media Israel, Yedioth Ahronoth mengutip pernyataan pejabat Israel yang mengatakan serangan itu adalah operasi khusus.
"Pembunuhan Saleh al-Arouri adalah operasi berkualitas tinggi. Semua pemimpin Hamas tersebut ditakdirkan untuk mati,” kata pejabat itu kepada Yedioth Ahronoth.
Baca juga: Selain Saleh al-Arouri, Israel Bunuh 2 Komandan Brigade Al-Qassam dan 4 Kader Hamas di Lebanon
Hamas Blokir Diskusi soal Sandera
Sumber-sumber Palestina melaporkan Hamas memutuskan untuk membekukan pembicaraan dengan mediator mengenai gencatan senjata di Jalur Gaza dan mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel.
Berita tersebut menyusul pembunuhan wakil kepala biro politik Hamas, Saleh al-Arouri di Beirut, Lebanon, pada Selasa (2/1/2024) malam.
Media-media lokal Israel menghubungkan pembunuhan Saleh al-Arouri dengan kampanye Israel yang akan membunuh para pemimpin Hamas di luar negeri, target selanjutnya setelah Israel melakukan operasi darat di Jalur Gaza, dikutip dari Al Jazeera.