TRIBUNNEWS.COM - Tim penyelamat di Jepang terus melakukan upaya pencarian korban gempa di Prefektur Ishikawa.
Upaya mereka ini terus menghadapi tantangan dari situasi dan kondisi lokasi kejadian hingga Rabu (3/1/2023) ini.
Dikutip Tribunnews.com dari Nippon News Network, aktivitas seismik gempa bumi yang masih aktif terus mengganggu upaya pencarian hari ini
Tim evakuasi di Prefektur Ishikawa menilai gangguan tersebut mengganggu upaya pemulihan karena faktor risiko keselamatan para pekerja menjadi sangat tinggi.
Hal ini bisa dilihat dalam upaya pencarian mereka yang terganggu pada hari Rabu sekitar pukul 02.20 pagi waktu setempat.
Baca juga: Jepang Berperang dengan Waktu dalam Pencarian Korban Gempa, Cuaca Ekstrem Bisa Menghambat
Gempa bumi susulan dengan intensitas seismik maksimum 5 skala Richter atau lebih melanda Kota Suzu.
Hal serupa kembali terjadi sekitar pukul 10.50 pagi saat gempa bumi dengan intensitas seismik maksimum 5 skala Richter atau lebih juga terjadi di Kota Wajima.
Pada saat itu, operasi penyelamatan sedang dilakukan di oleh Pemerintah Kota Wajima untuk orang-orang yang terjebak di dalam sebuah bangunan.
Namun, karena gempa susulan tersebut operasi penyelamatan terpaksa ditunda untuk beberapa waktu.
"Pergi, pergi, jangan biarkan siapa pun masuk." ungkap salah seorang anggota tim evakuasi kepada para rekannya setelah gempa mengguncang Kota Wajima seperti yang dilaporkan oleh Morita, wartawan CTV.
Baca juga: Ratusan WNI Berlindung ke Tempat Aman, Pasca Gempa Besar Guncang Jepang
Hingga pukul 3 sore waktu setempat, menurut pihak berwenang di Prefektur Ishikawa dan beberapa pemda setempat, sebanyak 65 orang telah dikonfirmasi meninggal dunia.
Selain itu, 323 orang dinyatakan terluka dan kurang lebih ada182 rumah terdampak, sebagian besar hancur dan sebagian rusak.
Sementara itu, hingga pukul 5 sore, sekitar 32.400 rumah di area gempa masih belum dapat menerima aliran listrik.
Selain itu di semenanjung Noto total 95.000 rumah di 14 kota juga mengalami kelangkaan air.
Selain gempa, faktor cuaca juga menjadi penghambat evakuasi karena hujan yang terus turun secara berkelanjutan
Badan Meteorologi Jepang (JMA) juga telah mengeluarkan peringatan hujan lebat untuk beberapa kota di Noto.
Tim Evakuasi berharap kondisi cuaca dan gempa susulan segera stabil, mengingat hampir 50 jam telah berlalu sejak gempa bumi terjadi, dan banyak orang diyakini masih menunggu penyelamatan di bawah bangunan yang runtuh.
(Tribunnews.com/Bobby Wiratama)