News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

AS dan Sekutu Seperti Tak Punya Wibawa, Kapal-kapal Kargo Kembali Hindari Laut Merah

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah perusahaan pelayaran internasional terkemuka seperti Maersk dan Hapag Lloyd memilih menghindari Laut Merah karena kekhawatiran jadi sasaran serangan Houthi Yaman.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Militer Amerika Serikat (AS) bersama 12 negara-negara sekutunya yang tergabung dalam koalisi keamanan Laut Merah pernah memberi jaminan keamanan pada kapal-kapal kargo yang berlayar di laut merah dari serangan militan Houthi Yaman.

Namun jaminan ini seperti tak bertaji. Sejumlah perusahaan pelayaran internasional terkemuka memilih menghindari Laut Merah.

Mereka kembali mengalihkan rute pelayaran dari kawasan ini ketimbang kapal-kapal kargonya jadi sasaran serangan Houthi Yaman.

Belakangan, serangan oleh kelompok Houthi Yaman kembali meningkat.

Keputusan menghindari Laut Merah itu dilakukan perusahaan pelayaran asal Denmark, AP Møller Maersk dan perusahaan pelayaran Hapag-Lloyd dari Jerman

A.P. Møller – Maersk kembali menghindari jalur pelayaran melalui Laut Merah menyusul serangan terhadap kapal kargo mereka pada akhir pekan lalu.

Baca juga: Houthi Yaman Ancam Tenggelamkan Kapal Perang AS yang Kawal Kapal Kargo di Laut Merah

“Penyelidikan atas insiden ini sedang berlangsung dan kami akan terus menghentikan semua pergerakan kargo melalui area tersebut. Selanjutnya kami akan menilai lebih lanjut situasi ke depan,” kata juru bicara Maersk dalam sebuah pernyataan.

“Jika hal ini paling masuk akal bagi pelanggan kami, kapal akan dialihkan rutenya dan melanjutkan perjalanan melalui sekitar Tanjung Harapan,” sambungnya.

Hapag-Lloyd dari Jerman juga akan menangguhkan pelayaran melalui Laut Merah dan akan memutar rute kapal-kapal kargonya melalui ujung selatan Afrika setidaknya hingga 9 Januari 2024 mendatang.

Sebelumnya, AS dan sekutu koalisi telah memperingatkan kelompok bersenjata Houthi di Yaman tentang konsekuensi jika mereka terus melancarkan serangan terhadap kapal-kapal komersial.

“Biarlah pesan kami menjadi jelas: kami menyerukan diakhirinya segera serangan ilegal ini dan pembebasan kapal dan awak kapal yang ditahan secara tidak sah,” kata Jake Sullivan, penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih.

Baca juga: Serangan Houthi Meningkat, Pelayaran Kapal Kargo Hindari Jalur Laut Merah Memutar ke Selatan Afrika

“Houthi akan memikul tanggung jawab atas konsekuensinya jika mereka terus mengancam kehidupan, perekonomian global, dan arus bebas perdagangan di perairan penting di kawasan ini,” imbuhnya.

Baca juga: Takut Diamuk Houthi, Jerman Tarik Mundur Kapal Dagangnya dari Laut Tengah

Pernyataan itu muncul beberapa hari setelah pemerintahan Presiden Joe Biden sedang mempertimbangkan serangan langsung terhadap Houthi jika kelompok bersenjata itu terus menyerang kapal-kapal komersial di Laut Merah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini