Giliran Petinggi Pasukan Mobilisasi Populer Irak Tewas Kena Serangan Udara, Proksi Iran Dibidik AS-Israel?
TRIBUNNEWS.COM - Asisten komandan operasi militer di lingkaran Pasukan Mobilisasi Populer Irak (PMF) Moshtaq Taleb Al-Saidi (Abou Taqwa) dilaporkan terbunuh dalam sebuah serangan udara yang menargetkan markas besar PMF di Baghdad timur, Kamis (4/1/2023)..
Koresponden Al Mayadeen di Irak melaporkan, selain Abou Taqwa, satu orang lainnya juga dilaporkan tewas serta melukai enam orang lainnya dalam serangan itu.
Serangan udara ini diduga dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) yang punya rekam jejak menggempur para milisi Irak yang menembaki pangkalan militer mereka di negara tersebut.
Baca juga: Tiga Hari Anteng, Dua Rudal Koalisi Milisi Irak Hantam Pangkalan Militer AS di Ain al-Assad
Milisi perlawanan Irak, yang belakangan dilaporkan sudah membentuk koalisi, menyerang fasilitas militer pendudukan AS mengklaim serangan sebagai bentuk solidaritas terhadap perjuangan milisi perlawanan Palestina di Gaza.
Mereka bersumpah untuk tetap menyerang, hingga tentara terakhir AS angkat kaki dari negara mereka.
Baca juga: Milisi Regional Bergerak, Kataib Hizbullah: Serang Hingga Tentara Terakhir AS Angkat Kaki dari Irak
Serangan AS atau Israel?
Dalam serangan tersebut, sebuah drone meluncurkan empat roket dari sebuah drone, tiga di antaranya diluncurkan secara bersamaan, sedangkan roket keempat menghantam mobil Al-Saidi.
"Koresponden kami mengatakan belum jelas apakah AS atau Israel berada di balik serangan itu," tulis laporan Al Mayadeen.
Laporan itu memberi konteks, serangan ini terjadi sebagai respons atas gempuran terus-menerus yang dilakukan oleh milisi Perlawanan di Irak terhadap basis pendudukan AS di Irak dan Suriah.
"(Gempuran serangan ke pangkalan AS) Ini sebagai bagian dari komitmen mereka untuk berdiri dalam solidaritas bersama rakyat Gaza dalam menghadapi perang genosida melawan Israel yang disponsori oleh AS," tulis laporan itu.
Kemarin, Perlawanan di Irak menyatakan berhasil menargetkan pangkalan AS al-Tanf di Suriah menggunakan drone.
Kelompok ini juga mengambil tanggung jawab untuk menembakkan roket ke pangkalan al-Shaddadi, menegaskan komitmen mereka untuk terus menargetkan benteng pasukan AS.
Proksi Iran Jadi Bidikan Serangan?
Kematian petinggi Pasukan Mobilisasi Populer ini menjadi satu dari serangkaian peristiwa penting dalam tiga hari terakhir.
Ada garis merah dari kejadian penting ini, mereka yang dihajar serangan adalah proksi atau bagian dari entitas Iran.
Pada Selasa (2/1/2024), peristiwa penting saat itu adalah kematian Saleh Al-Arouri Wakil Pemimpin Hamas, di Beirut, Lebanon.
Meski tidak terafiliasi secara langsung ke Iran, Saleh Al-Arouri disebut mendapat hak perlindungan dari Hizbullah, kelompok yang didukung Iran, di Lebanon.
Hamas disebut-sebut juga mendapat pelatihan tempur dan dukungan lainnya dalam pembangunan infrastruktur militer dari Teheran.
Peristiwa kedua, Rabu (3/1/2024), terkait langsung dengan Iran adalah dua ledakan di kerumuman saat peringatan empat tahun kematian komandan Garda Revolusi Iran, Qasem Solaimani.
Israel disebut-sebut sebagai dalang dari ledakan yang menewaskan lebih dari 100 orang ini.
Teranyar, terbunuhnya Asisten komandan operasi militer PMF Irak, Moshtaq Taleb Al-Saidi.
PMF, koalisi milisi yang secara nominal berada di bawah kendali militer Irak dilaporan juga didukung oleh Iran.
Sejak pecahnya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober, sekelompok milisi dukungan Iran yang menamakan dirinya Perlawanan Islam di Irak telah melakukan lebih dari 100 serangan terhadap pangkalan-pangkalan yang menampung pasukan AS di Irak dan Suriah.
Kelompok tersebut mengatakan, serangan tersebut merupakan balasan atas dukungan Washington terhadap Israel dalam perang melawan Hamas yang telah menewaskan lebih dari 20.000 orang di Gaza.
Selain itu serangan tersebut bertujuan untuk mengusir pasukan AS keluar dari Irak.
(oln/almydn/AP/*)