TRIBUNNEWS.COM - Serangan drone Israel di Lebanon ternyata tak hanya menewaskan wakil pimpinan Hamas, Saleh al-Arouri.
Dalam sebuah laporan, pemimpin lokal Hizbullah, Hussein Yazbek juga ikut tewas dalam serangan drone Israel, Rabu (3/1/2024).
Serangan kedua Israel di Lebanon yang menewaskan pimpinan Hizbullah ini, telah meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.
Dikutip dari The Sun, selain Hussein Yazbek, empat orang lainnya juga dilaporkan tewas dalam serangan di Distrik Naqoura, Lebanon.
Serangan kedua terjadi hanya beberapa jam setelah wakil pemimpin Hamas Saleh al-Arouri terbunuh di Beirut.
Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati menggambarkan pembunuhan itu sebagai kejahatan perang yang ditujukan agar Lebanon menyeret mereka lebih jauh ke dalam konflik.
Baca juga: Hizbullah Ancam Perangi Israel Habis-habisan Tanpa Aturan, Akui Israel Kalah di Gaza: Kami Tak Takut
Israel belum secara resmi mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Namun mereka bersikeras bahwa pembunuhan tersebut tidak boleh dilihat sebagai serangan terhadap Lebanon, karena musuh-musuhnya memperingatkan "hukuman" atas kematiannya.
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah telah memperingatkan bahwa "tidak ada batas atas" dan "tidak ada aturan" dalam pertempuran jika Israel melancarkan perang penuh terhadap Lebanon.
Kutukan Keras dari Hizbullah
Hassan Nasrallah telah bersumpah bahwa Hizbullah "tidak akan diam" setelah Saleh al-Arouri terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak di Beirut selatan.
Kekhawatiran perang Israel dengan Hamas di Gaza akan berkembang menjadi konflik yang lebih luas masih ada, dan dalam pidatonya di televisi, Nasrallah mengatakan "perang dengan kami akan sangat merugikan".
Baca juga: Israel Siapkan Skenario Jahat Baru, Pindahkan Rakyat Palestina ke Kongo
Dikutip dari Sky News, ia menambahkan bahwa siapa pun yang berperang melawan Lebanon “akan menyesalinya” karena Hizbullah akan berperang “sampai akhir”.
Nasrallah menyampaikan belasungkawa kepada Hamas atas apa yang disebutnya sebagai "agresi Israel yang mencolok" pada Selasa malam yang menewaskan Arouri.
Ini adalah serangan pertama yang menghantam Ibu Kota Lebanon setelah hampir tiga bulan bentrokan hampir setiap hari antara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan Hizbullah yang terbatas di wilayah perbatasan.