TRIBUNNEWS.COM - Israel menyerang sasaran di Gaza selatan yang berbatasan dengan Lebanon, tentara mengatakan pada Senin (8/1/2024).
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sekitar 249 warga Palestina tewas dan 510 lainnya luka-luka dalam kurun waktu 24 jam terakhir, Al Arabiya melaporkan.
Tiga bulan setelah pertempuran dengan kelompok militan Hamas di Gaza, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan fokus mereka beralih dari Jalur Gaza utara ke tengah dan selatan.
Di tempat lain, pasukan dan pesawat tempur menyerang 30 sasaran militan "yang dianggap penting" di kota selatan, Khan Yunis.
Termasuk sasaran bawah tanah dan fasilitas penyimpanan senjata, papar pernyataan militer Israel.
"Sebuah pesawat tak berawak juga menewaskan 10 militan, yang bersiap meluncurkan roket ke wilayah Israel," imbuh pernyataan tersebut.
Serangan itu berlangsung ketika diplomat top Amerika Serikat (AS), yakni Menteri Luar Negeri (Menlu) Antony Blinken melakukan tur ke Timur Tengah.
Juga dalam semalam, militer Israel mengaku telah menyerang banyak sasaran kelompok Hizbullah Lebanon.
Israel dan gerakan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran sudah terlibat serangan lintas batas secara rutin sejak perang 7 Oktober.
Namun, serangan Israel pekan lalu di kubu Hizbullah di Beirut, menewaskan Wakil Pemimpin Hamas, Saleh al-Arouri.
Saleh Al-Arouri tewas dalam serangan drone Israel yang menyasar Beirut, Ibu Kota Lebanon pada Selasa (2/1/2024).
Baca juga: Raja Yordania Abdullah II Minta Tolong Antony Blinken Upayakan Gencatan Senjata di Gaza
Tur Timur Tengah
Blinken dijadwalkan berada di Arab Saudi setelah bertandang ke Ibu Kota Uni Emirat Arab (UEA), Abu Dhabi pada Senin (8/1/2024) pagi.
Ini adalah dinas resmi Blinken ke Timur Tengah, keempat kalinya sejak perang dimulai.
Blinken dijadwalkan untuk bertemu Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) di kota gurun Al Ula, Selasa (9/1/2024), kata seorang pejabat AS yang tidak mau disebutkan namanya.
Dikutip dari The Guardian, Blinken dan MBS membahas soal tujuan bersama untuk mencapai konsensus mengenai masa depan Gaza.
Blinken mengatakan sejauh ini, Arab Saudi, Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Turki telah sepakat untuk memulai perencanaan rekonstruksi dan pemerintahan Gaza setelah perang Israel melawan Hamas berakhir.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)