Dalam pertemuannya dengan Netanyahu, Blinken meminta Israel untuk bekerja sama dengan para pemimpin moderat Palestina dalam rencana pembangunan Gaza pascaperang.
Israel sejauh ini mengesampingkan seruan untuk mengizinkan Otoritas Palestina yang diakui secara internasional untuk memerintah Jalur Gaza.
AS mengatakan otoritas yang "direvitalisasi" harus kembali ke Gaza.
Blinken menghadapi pembicaraan yang sulit dengan para pemimpin Israel mengenai masa depan Gaza pascaperang.
Sementara militer Israel terus melancarkan serangannya di wilayah yang terkepung, termasuk pemboman besar-besaran dan pertempuran yang mengguncang kamp-kamp pengungsi.
Baca juga: Menlu Inggris David Cameron Khawatir Israel Melanggar Hukum Internasional di Gaza, Begini Katanya
Pertempuran tersebut membuat warga Palestina berjuang mencari keselamatan dan menghambat upaya kelompok bantuan untuk memberikan bantuan kepada penduduk.
Mengutip The Sydney Morning Herald, berbicara kepada wartawan di Tel Aviv, Blinken menolak kasus genosida yang diajukan Afrika Selatan terhadap Israel sebagai "tidak pantas".
Blinken mengatakan kasus yang diajukan ke Mahkamah Internasional (ICJ) merupakan gangguan terhadap upaya menghentikan perang Israel-Hamas.
"Hal ini sangat menyakitkan, mengingat mereka yang menyerang Israel – Hamas, Hizbullah, Houthi, serta pendukung mereka Iran – terus menyerukan pemusnahan Israel dan pembunuhan massal terhadap orang-orang Yahudi," ucap Blinken.
Blinken mengatakan dia mendapat janji dari empat negara Arab dan Turki untuk membantu membangun kembali Gaza setelah perang.
Namun negara-negara tersebut juga ingin mengakhiri pertempuran di Gaza dan mengambil langkah nyata menuju pembentukan negara Palestina berdampingan dengan Israel, sesuatu yang telah dilarang oleh Netanyahu.
Baca juga: 57 Anggota Organisasi Negara-negara Islam Dukung Afsel Gugat Israel Lakukan Genosida di Gaza
AS dan Israel juga masih terpecah belah mengenai bagaimana Gaza akan dikelola ketika – dan jika – penguasa Hamas saat ini dikalahkan.
Para pejabat Amerika telah menyerukan kepada Otoritas Palestina, yang saat ini memerintah sebagian Tepi Barat yang diduduki Israel, untuk mengambil kendali di Gaza.
Para pemimpin Israel telah menolak gagasan tersebut namun belum mengajukan rencana konkrit selain mengatakan bahwa mereka akan mempertahankan kontrol militer terbuka atas wilayah tersebut.
Pada saat yang sama, Blinken berusaha mencegah perang habis-habisan antara Israel dan Hizbullah Lebanon.
Setelah serangan Israel pekan lalu melanda Beirut dan menewaskan wakil pemimpin Hamas, kedua belah pihak meningkatkan pertukaran mereka.
"Ada banyak hal yang perlu dibicarakan, khususnya mengenai masa depan," kata Blinken.
(Tribunnews.com/Whiesa)