TRIBUNNEWS.COM - Setelah bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
Pertemuan antara Blinken dengan Abbas akan terjadi di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki pada Rabu (10/1/2024) hari ini.
Sejak serangan pada 7 Oktober 2023 lalu, Blinken telah bertemu dengan Abbas sebanyak empat kali.
Mengutip Al Jazeera, agenda Blinken di Palestina adalah menyangkut isu-isu yang berkaitan dengan mengakhiri perang dan meningkatnya ketegangan di Tepi Barat yang diduduki.
Seperti diketahui, jumlah korban tewas di Tepi Barat sebanyak 340 orang dalam serangan tentara dan pemukim Israel sejak 7 Oktober 2023.
Usai pertemuan dengan Blinken, Presiden Abbas dijadwalkan berangkat ke Yordania untuk pertemuan trilateral dengan Raja Yordania Abdullah dan Presiden Mesir Sisi.
Sebelumnya, Blinken telah bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv kemarin.
Setelah pertemuan tersebut, Blinken mengatakan bahwa Washington akan terus mendukung sekutunya, namun meminta Israel untuk berbuat lebih banyak untuk melindungi rakyat sipil.
Blinken bahkan menyinggung perihal jumlah korban harian warga sipil di Gaza yang terlalu tinggi.
"Israel harus berhenti mengambil langkah-langkah yang melemahkan kemampuan warga Palestina untuk mengatur diri mereka sendiri secara efektif," kata Blinken pada Selasa, mengutip AFP.
"Otoritas Palestina juga mempunyai tanggung jawab untuk mereformasi dirinya sendiri, untuk meningkatkan tata kelolanya – isu-isu yang saya rencanakan untuk diangkat bersama Presiden Abbas," lanjutnya.
Baca juga: Media Israel Umumkan 9 Perwira IDF Tewas dalam 24 Jam Terakhir, Rekor Terbanyak dalam Waktu 24 Jam
Namun sepertinya Netanyahu tidak menunjukkan minat untuk menghidupkan kembali perundingan menuju negara Palestina.
Bahkan, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant sebelumnya merencanakan "komite sipil" lokal yang mengatur Gaza setelah Israel membubarkan Hamas.
Blinken menolak mengatakan apakah pandangan Netanyahu telah berubah dalam diskusi mereka.