News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Bos Houthi Sindir Arab Saudi soal Agresi Israel di Gaza: Mereka Agen AS di Timur Tengah

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin Houthi di Yaman, Abdul Malik al-Houthi, menyampaikan pidato setelah AS dan Inggris menyerang fasilitas militer Houthi di Yaman pada Jumat (12/1/2024).

"Kami menyampaikan permintaan yang jelas dan nyata kepada negara-negara yang memisahkan kami dari Palestina untuk membuka jalan bagi anak-anak kami untuk melakukan jihad di Palestina," katanya.

Houthi: Kekesalan AS adalah Bukti Besarnya Dampak Blokade di Laut Merah

Abdul Malik Al-Houthi mengatakan dalam pidatonya pada Kamis (11/1/2024), Houthi tidak takut dengan ancaman AS.

"Serangan AS terhadap Angkatan Laut Houthi adalah bukti dampak posisi kita terhadap musuh zionis," katanya, merujuk pada blokade Laut Merah yang dilakukan Houthi untuk menargetkan kapal terkait Israel.

"Kami lega dengan besarnya kekesalan Israel, Amerika dan Inggris," lanjutnya.

"Yang penting bagi AS adalah melayani zionisme dengan melibatkan negara lain termasuk Inggris," tambahnya.

Ia menegaskan pasukannya berada dalam posisi tekun dan jujur untuk maju melawan kapal yang melintasi Laut Merah menuju Israel.

"Kami tidak termasuk orang-orang yang mundur dari posisi karena alasan ini, kami juga termasuk orang-orang yang menundukkan, tunduk atau menyerah," katanya.

Hari ini, Jumat (12/1/2024), AS dan Inggris meluncurkan serangan ke fasilitas militer Houthi di Yaman sebagai tanggapan atas blokade di Laut Merah yang dilakukan oleh Houthi untuk mencegah kapal-kapal terkait Israel melintasi wilayah itu.

Presiden AS, Joe Biden, mengumumkan pasukan AS dan Inggris, dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda, berhasil menyerang sasaran di Yaman.

Rudal AS menyerang sasaran di Yaman terkait dengan Milisi Houthi pada Jumat (12/1/2024). Serangan yang dipimpin Amerika Serikat ini terjadi sebagai respons terhadap lebih dari dua lusin serangan drone dan rudal Houthi terhadap kapal komersial menuju Israel di Laut Merah sejak perang Israel-Hamas dimulai. (Tangkapan layar Twitter)

Sebelumnya, Houthi melakukan blokade di Laut Merah untuk mendukung Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) yang berperang melawan Israel di Jalur Gaza.

Setelah Operasi Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Jalur Gaza.

Israel memperkirakan masih ada sekitar 137 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza setelah pertukaran sandera pada akhir November 2023.

Jumlah korban jiwa di pihak Palestina di Jalur Gaza terhitung 23.469 hingga Jumat (12/1/2024) dan 1.200 orang tewas di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.

Tercatat 340 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Selasa (9/1/2023) setelah pasukan Israel yang melakukan penyerbuan besar-besaran.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini