Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kerusuhan berupa penjarahan dan pembakaran toko pecah di Port Moresby, Papua Nugini mulai Rabu (10/1/2024).
Memasuki hari kedua, kerusuhan malah merebak ke beberapa kota lainnya.
PM James Marape telah mendeklarasikan keadaan darurat (state of emergency) selama 14 hari untuk wilayah Port Moresby.
Baca juga: Kapolri Listyo Sigit Tanggapi Curhatan Masnawati yang Diselingkuhi Enjang Hasan: Akan Kami Cek
KBRI Port Moresby pun melakukan koordinasi dengan Kemlu PNG dan polisi untuk meningkatkan keamanan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) di sana.
Hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban dari kerusuhan tersebut.
"KBRI Port Moresby telah berkoordinasi dengan Kemlu dan Kepolisian PNG untuk pelindungan dan peningkatan keamanan bagi para WNI," tutur Direktur Perlindungan WNI (PWNI) dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI Judha Nugraha saat dikonfirmasi, Kamis (11/1/2024).
KBRI terus menjalin komunikasi dengan para WNI dan juga mengeluarkan imbauan agar selalu berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan serta tetap tinggal di kediaman sekiranya tidak ada keperluan yg sangat mendesak.
Segera hubungi Hotline KBRI jika memerlukan bantuan kedaruratan.
Baca juga: BREAKING NEWS: Kerusuhan Pecah di Papua Nugini, Massa Jarah dan Bakar Toko Imbas Pemotongan Gaji PNS
Adapun jumlah WNI di Papua Nugini yang terdata di database KBRI sebanyak 1.317 orang.