TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Tentara Israel menyebut banyak pasukan pertahanan Israel (IDF) yang terluka parah hingga cacat usai berperang di Jalur Gaza.
Hal itu dikatakan oleh Idan Kaliman, Kepala Organisasi Tentara Israel untuk Penyandang Disabilitas.
Bahkan Kaliman sampai terheran-heran dengan fakta di lapangan.
“Saya telah berada di organisasi ini selama 30 tahun, dan saya belum pernah bertemu dengan orang-orang yang terluka parah sebanyak ini,” kata Kaliman.
Kaliman menyebut, ada banyak IDF yang harus menjalani amputasi usai terluka parah.
Bahkan beberapa mengalami kebutaan hingga kelumpuhan, mengutip Palestine Chronicle.
“Ada banyak yang terluka dengan anggota badan yang diamputasi, kebutaan, atau kelumpuhan,” tambah Kaliman.
Baca juga: 30.000 IDF Potensi Cacat usai Perang di Gaza, 4.000 Dinonaktifkan, Israel Diduga Sembunyikan Data
Menurut jumlah korban resmi terbaru, jumlah perwira dan tentara Israel yang tewas di angkatan bersenjata sejak awal perang mencapai 520 orang, termasuk 186 orang sejak dimulainya perang darat di Gaza.
30.000 IDF Berpotensi Cacat usai Perang di Gaza, Pihak Israel Diduga Sembunyikan Data
Sebuah data menunjukkan sekitar 30.000 pasukan pertahanan Israel (IDF) berpotensi mengalami cacat usai bertempur dan melakukan agresi di Gaza, Palestina.
Seperti diketahui 4.000 tentara Israel kini telah dinonaktifkan, lantaran dalam kondisi cacat sejak awal perang di Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu.
Baca juga: 53 Persen Warga Israel Yakin Negaranya Belum Menang Lawan Hamas, 22 Persen Yakin IDF Sudah Kalah
“Negara ini (Israel) bersiap menerima sejumlah besar tentara Israel yang cacat, dan setelah 100 hari perang, sekitar 4.000 tentara telah diakui menderita cacat,” kata laporan itu.
Menurut situs Israel, operasi militer yang dilakukan oleh gerakan Perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023 membawa Israel ke dalam fase perang yang belum pernah dialami sebelumnya.
Di mana efeknya banyak tentara Isarel yang tewas, terluka, namun yang lebih penting mengalami cedera sangat parah.
Walla menambahkan tentara Israel yang mengalami luka parah hanya dapat bertahan hidup dengan perawatan medis berkualitas tinggi yang diberikan oleh tim penyelamat dan tim medis.
Sementara terkait potensi jumlah IDF yang mengalami cacat sebanyak 30.000, diduga pihak Israel menutupi data tersebut, mengutip Palestine Chronicle.
Situs itu mengatakan bahwa tentara Israel tidak memberikan semua data tentang korban luka kepada publik, karena khawatir hal itu akan menurunkan moral masyarakat.
“Saat ini, sekitar 4.000 tentara (penyandang disabilitas) telah diakui menurut klasifikasi 3, yang berarti mereka berhak atas semua perlakuan dan haknya (dibebastugaskan)” jelas Walla.
Update Jumlah Korban
Setidaknya 23.708 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Mengutip Anadolu Agency, 60.050 orang terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Menurut Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), 85 persen penduduk Gaza telah menjadi pengungsi.
Warga Gaza pun di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut rusak atau hancur.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)