TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Pesawat Ural Airlines berjenis Airbus A320 yang terpaksa mendarat di ladang gandum di Siberia selatan akan dibongkar.
Dengan demikian upaya untuk menerbangkan kembali pesawat keluar lapangan seperti yang diusulkan sebelumnya dibatalkan.
Sebelumnya, Ural Airlines mengonfirmasi akan menerbangkan A320 dari ladang gandum karena pesawat dalam kondisi baik untuk dievakuasi dengan cara menerbangkannya lagi dari tempat itu.
Pemeriksaan boreskopik menunjukkan mesin pesawat masih dan pemeriksaan badan pesawat utuh sehingga memungkinkannya untuk diterbangkan lagi.
Sebelum diterbangkan, kursi pesawat akan dilepas dan roda pendarat yang selip ke tanah akan diangkat terlebih dahulu.
Diketahui menyusul kegagalan sistem hidroliknya, pesawat A320 terpaksa mendarat darurat di ladang gandum setelah kehabisan bahan bakar pada September 2023.
Baca juga: Pesawat Airbus A320 Ural Airlines Mendarat Darurat di Ladang Gandum di Rusia
Aerotime mengungkapkan bahwa Ural Airlines membayar sewa tahun petani untuk ladang gandum yang menampung Airbus yang terdampar hingga musim semi 2024.
Pesawat Ural Airlines tetap berada di ladang dan dilindungi oleh keamanan swasta 24 jam di area berpagar.
Kepala Distrik Ubinsky di Rusia, Oleg Konyuk, mengatakan, Ural Airlines telah membuat perjanjian sewa dengan pemilik ladang selama satu tahun dan bisa diperpanjang lebih lama.
Perjanjian tersebut masih bisa diperpanjang lebih lama jika diperlukan dan tidak dapat memastikan apakah pesawat akan diterbangkan lagi atau tidak.
Dilansir Russian Today, sebuah pesawat komersial milik Ural Airline terpaksa mendarat darurat di sebuah ladang gandum akibat mengalami gangguan teknis, Selasa (12/9/2023).
Dilaporkan Russia Today, pesawat tersebut sedianya akan terbang dengan rute Bandara Sochi ke Omsk, namun karena terjadi permasalahan akhirnya pesawat mengalihkan ke lapangan terbang alternatif di Novosibirsk akan tetapi tetap gagal mencapainya hingga akhirnya mendarat di sebuah perladangan.
Pesawat terpaksa melakukan pendaratan darurat di lapangan yang berjarak 180 km dari Bandara Internasional Novosibirsk. Insiden tersebut dilaporkan disebabkan oleh kerusakan hidrolik, menurut laporan awal.
Ada hingga 170 orang di dalam penerbangan Ural Airlines yang mengalami masalah tersebut, termasuk 23 anak-anak.