Dalam pidatonya, Abu Ubaida mengingatkan kepada masyarakat internasional mengenai pendudukan Israel di Palestina yang dimulai tahun 1948.
"Kejahatan musuh ini dan pemerintahan fasisnya telah mencapai titik di mana mereka menuntut pengusiran mereka (orang-orang Palestina) dan pembunuhan perlahan-lahan di Gaza, Tepi Barat, Yerusalem pada tahun 1948," kata Abu Ubaida.
"Para pemimpin musuh, dengan sadisme dan rasisme pengecut, senang menyiksa tahanan kami dan membunuh mereka di penjara, dan memperketat jerat di Gaza," lanjutnya.
"Penonton mereka dipenuhi dengan kebencian terhadap segala sesuatu yang berbau Palestina, Arab, dan Muslim," tambahnya.
Abu Ubaida mengatakan faksi perlawanan Palestina tidak mempunyai pilihan selain menggunakan kekuatan untuk mengingatkan dunia bahwa Palestina memiliki rakyat dan pejuang.
Setelah Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Jalur Gaza hingga hari ini.
Israel memperkirakan masih ada sekitar 137 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza.
Jumlah kematian warga Palestina di Jalur Gaza terhitung 23.968 hingga Senin (15/1/2024) dan 1.200 kematian di wilayah Israel, yang direvisi oleh Israel menjadi 1.147.
Tercatat 352 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Minggu (14/1/2023).
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel