Kapal-kapal Tanker Pembawa Gas Alam Cair LNG Qatar Melanjutkan Perjalanan di Jalur Laut Merah
TRIBUNNEWS.COM- Kapal tanker LNG Qatar melanjutkan perjalanan di jalur Laut Merah.
Perjalanan kapal-kapal tersebut melalui Laut Merah sempat dihentikan menyusul serangan AS dan Inggris di Yaman pekan lalu.
Empat kapal yang membawa gas alam cair (LNG) Qatar telah kembali melintasi Laut Merah menyusul jeda yang disebabkan oleh serangan Yaman terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel dan pemboman Yaman oleh AS dan Inggris pada minggu lalu, Reuters melaporkan pada 16 Januari.
Data pelacakan kapal LSEG mengungkapkan bahwa kapal tanker Al-Rekayyat Qatar telah kembali ke Qatar melalui Laut Merah setelah awalnya menghentikan perjalanannya pada 13 Januari.
Selain itu, kapal tanker LNG Al-Ghariya, Al-Huwaila, dan Al-Nuaman juga telah melanjutkan perjalanan melalui Laut Merah menuju Eropa.
Ketiga kapal tanker tersebut telah dihentikan di dekat garis pantai Oman sejak 14 Januari.
Baca juga: Ancaman Inflasi dan Gangguan Pasokan Negara-negara di Laut Merah Imbas Agresi AS-Inggris
Beberapa kapal pelayaran komersial serta kapal tanker minyak dan LNG telah menghentikan sementara pelayaran mereka atau mengubah arah dari Laut Merah dan Terusan Suez.
Banyak kapal malah mengambil rute yang lebih panjang mengelilingi Afrika melalui Tanjung Harapan, sehingga menambah waktu perjalanan dua minggu.
Ansarallah sebelumnya telah menegaskan bahwa kapal-kapal yang tidak memiliki hubungan dengan Israel akan diizinkan berlayar melalui Laut Merah. Kelompok perlawanan, yang kini menjadi pemerintah de facto Yaman, berusaha menghukum Israel atas perang yang sedang berlangsung di Gaza, yang oleh banyak pihak dianggap sebagai genosida.
Baca juga: Bantah Klaim Gedung Putih, CIA Tak Temukan Bukti Houthi Didikte Iran soal Serang Laut Merah
Namun banyak kapal yang tidak terkait dengan Israel telah mengubah arah sejak pasukan AS dan Inggris mulai membom Yaman pada 12 Januari sebagai tanggapan dan memperingatkan agar tidak melakukan perjalanan melalui Laut Merah.
Namun, menurut laporan Bloomberg, beberapa kapal mengabaikan peringatan Washington dan terus berlayar di Selat Bab al-Mandab.
(Sumber: The Cradle)