Di Irak, IRGC dilaporkan mengatakan mereka telah menyerang sasaran yang diduga milik Israel.
Mereka mengumumkan "serangan rudal dan penghancuran markas mata-mata rezim Zionis (Mossad) di wilayah Kurdistan di Irak".
Mossad adalah badan intelijen nasional Negara Israel.
“Markas besar ini telah menjadi pusat pengembangan operasi spionase dan perencanaan aksi teroris di wilayah tersebut,” kantor berita resmi IRNA melaporkan.
Serangan di Irak dikatakan sebagai respons terhadap pembunuhan Israel terhadap komandan Iran dan pro-Iran baru-baru ini.
Mungkinkah serangan Iran memicu ketegangan di Timur Tengah?
Serangan terbaru Iran di Suriah, Irak, dan Pakistan berpotensi meningkatkan ketegangan di Timur Tengah yang sudah bergolak akibat perang Israel terhadap Hamas di Jalur Gaza.
Hamas adalah kelompok militan Palestina yang didukung oleh Iran.
Apalagi, pemberontak Houthi di Yaman, yang juga disebut-sebut mendukung Iran, melancarkan serangan terhadap kapal komersial dan tanker di kawasan Laut Merah.
Serangan ini dibalas oleh AS dan Inggris.
Menurut BBC, Iran mengatakan tidak ingin terlibat dalam konflik yang lebih luas.
Namun, kelompok-kelompok yang disebut “Poros Perlawanan”, yang mencakup militan Houthi di Yaman, Hizbullah di Lebanon, dan kelompok lain di Suriah dan Irak, terus-menerus melakukan serangan terhadap Israel dan sekutunya untuk menunjukkan solidaritas terhadap Palestina.
Sementara itu, komentator keamanan di Pakistan, Aamir Rana, mengatakan kepada BBC bahwa menurutnya krisis diplomatik akan memakan waktu cukup lama untuk mereda, namun hal ini juga merupakan sesuatu yang tidak ingin diperparah oleh Pakistan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)