TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan Pasukan Pengamanan Israel, Shin Bet, mengklaim telah membunuh salah satu elite dari ogranisasi Jihad Islam, Wael Abu Fanounah, lewat serangan udara di Gaza pada Kamis (18/1/2024) kemarin.
Dikutip dari Times of Israel, IDF dan Shin Bet mengatakan Abu Fanounah merupakan kepala deputi unit propaganda Jihad Islam.
Tak sampai di situ, selain mengklaim telah membunuh Abu Fanounah, IDF dan Shin Bet juga menyebut telah menemukan senjata di sebuah bangunan di Gaza Tengah setelah roket ditembakkan ke arah pasukan dari daerah tersebut.
Selain di Gaza tengah, IDF juga mengatakan bahwa pasukan cadangan Brigade ke-5 bertempur dan mengklaim telah membunuh beberapa anggota Hamas.
Sebagai informasi, Abu Fanounah sebenarnya sempat ditahan oleh Israel pada 12 Desember 1989 lalu, dikutip dari The Jerusalem Post.
Dia dijatuhi tiga kali hukuman penjara seumur hidup terkait aktivitasnya di Jihad Islam.
Namun, dirinya dibebaskan pada tahun 2011 sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan Gilad Schalit.
Setelah bebas, Abu Fanounah menjabat sebagai wakil Khalil al-Haya atau Khalil Bahtini pada tahun 2017.
Lalu, dia naik pangkat dengan menjadi wakil kepala unit propaganda Jihad Islam.
Abu Fanounah merupakan sosok yang bertanggung jawab untuk memproduksi video teror soal serangan roket ke Israel serta membuat dan menyebarkan video tawanan Israel sebagai bagian dari perang psikologis yang dilakukan oleh kelompok di Gaza terhadap penduduk Israel.
Israel Lanjutkan Serangan, Tewaskan 11 Warga Palestina
Baca juga: Israel Ingin Meracuni Pejuang Hamas dengan Gas, Racun IDF Malah Bunuh Tawanan Israel, Ibunya Protes
Serangan Israel terus berlanjut setelah sebelumnya sempat dilaporkan bahwa pasukan militernya telah mundur dari Gaza pada Kamis (18/1/2024).
Namun, ternyata, hal tersebut dinilai hanya sebagai taktik dari Israel untuk melancarkan serangannya lagi.
Terbaru, dikutip dari Reuters, pasukan Israel justru menyerang Tepi Barat lewat sebuah operasi yang dilakukan sejak dua hari sejak Rabu (17/1/2024).
Akibat serangan tersebut, 11 warga Palestina dilaporkan tewas.