Parlemen Uni Eropa mengadopsi resolusi yang menyerukan gencatan senjata permanen di Gaza namun Hamas harus pergi dari Gaza alias bubar. Sebuah syarat yang dirasakan oleh banyak orang sebagai syarat yang sangat tidak adil
Anggota parlemen Eropa pada hari Kamis mengadopsi resolusi yang menyerukan gencatan senjata permanen dalam perang Israel melawan Hamas, dengan syarat kelompok militan Palestina di Gaza dibubarkan dan semua sandera yang ditahan dibebaskan.
Konflik ini telah memecah belah negara-negara Uni Eropa dan kelompok-kelompok politik di badan legislatif, dan mencapai konsensus mengenai kata-kata dalam resolusi tersebut bukanlah tugas yang mudah.
Teks aslinya menggarisbawahi perlunya gencatan senjata permanen. Kesepakatan ini diadopsi setelah amandemen yang diajukan oleh anggota parlemen konservatif disahkan, yang menegaskan bahwa Hamas perlu dibubarkan agar gencatan senjata dapat terwujud dan menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera yang tersisa.
Resolusi tersebut, yang tidak mengikat dan sangat simbolis, diadopsi dengan 312 suara mendukung, 131 menentang, dan 72 abstain. Ini adalah pertama kalinya Parlemen menyerukan gencatan senjata setelah anggota parlemen pada bulan Oktober menyetujui seruan “jeda kemanusiaan.”
Amandemen tersebut menegaskan bahwa semua sandera “segera dan tanpa syarat dibebaskan dan (bahwa) organisasi Hamas dibubarkan.”
Militan Palestina masih melakukan perlawanan di Gaza dalam menghadapi salah satu kampanye militer paling mematikan dalam sejarah baru-baru ini. Lebih dari 24.400 warga Palestina telah terbunuh. Sekitar 85 persen dari 2,3 juta penduduk wilayah pesisir sempit ini telah meninggalkan rumah mereka, dan PBB mengatakan seperempat penduduknya kelaparan.
Israel berambisi untuk membubarkan Hamas untuk memastikan mereka tidak mengulangi serangan seperti yang terjadi pada 7 Oktober yang memicu perang. Militan menyerbu pertahanan perbatasan Israel. Hamas dimasukkan oleh Uni Eropa termasuk dalam daftar kelompok teroris UE.
Anggota parlemen Eropa juga menyatakan “keprihatinan mendalam mereka terhadap situasi kemanusiaan yang mengerikan dan memburuk dengan cepat di Jalur Gaza” dan meminta agar “solusi dua negara” yang hampir mati antara Israel dan Palestina dihidupkan kembali, dan untuk diakhirinya pendudukan Israel di wilayah Palestina. wilayah.
(Sumber: The Cradle, AP)