TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Yordania diduga mengotaki serangan di Suriah yang menewaskan 10 warga sipil.
Media lokal melaporkan, diperkirakan 10 warga sipil tewas dalam serangan udara yang menargetkan Kota Arman dan Malh, Provinsi Suwayda, Suriah tenggara.
Meski pemerintah Yordania belum mengeluarkan konfirmasi atas keterlibatan apa pun. Diyakini bahwa pasukan dari negara itulah yang berada di balik serangan mematikan tersebut.
Outlet lokal, Sham FM melaporkan, serangan udara Yordania menghantam dua rumah dan mengakibatkan korban jiwa.
Sementara itu, platform berita Suriah, Suwayda24 menyebut, serangan di Malh menyebabkan kerusakan material pada beberapa rumah.
Serangan juga menewaskan sedikitnya 10 warga sipil, di antaranya empat perempuan dan dua balita.
Berdasarkan laporan yang dibagikan Jerusalem Post, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), sebuah pemantau perang yang melacak perang Suriah mengatakan, setidaknya sembilan orang tewas dalam serangan Yordania di Suwayda, termasuk dua anak-anak.
Serangan Diduga Ditujukan pada Operasi Penyelundupan Narkoba
Serangan pada Kamis (18/1/2024) ini diyakini merupakan serangan udara ketiga kalinya pada 2024 yang dilakukan pesawat Yordania di wilayah Suriah.
Serangan sebelumnya terjadi pada 9 Januari 2024, dikutip dari Al Jazeera.
Dalam serangan tersebut tiga orang meninggal di perdesaan Sweida, menurut SOHR.
Baca juga: Perang Israel-Hamas di Gaza Masih Berlanjut, Mengapa Kini Iran Serang Pakistan, Suriah dan Irak?
SOHR mengatakan, lima penyelundup juga tewas dalam serangan perbatasan pada 7 Januari 2024.
Pertempuran hari itu terjadi secara sporadis selama 10 jam.
Pasukan Yordania mengklaim telah menemukan 627.000 pil Captagon, amfetamin yang diproduksi secara ilegal, dan 3,4 kilogram ganja dari 15 tersangka yang diamankan.
Suku-suku dan penduduk desa-desa dekat perbatasan Yordania mengeluarkan pernyataan terpisah pada minggu ini.
Mereka menolak keterlibatan apapun dalam penyelundupan narkoba.
Negara Timur Tengah yang dilanda perang ini telah menjadi lokasi utama perdagangan narkoba bernilai miliaran dolar.
Yordania menjadi rute transit utama ke negara-negara Teluk yang kaya minyak untuk amfetamin buatan Suriah yang dikenal dengan nama captagon, menurut AS dan negara-negara Barat.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)