Jaish al-Adl mendapat reputasi mematikan di kalangan faksi pemberontak Baloch karena sikap disiplin, pendekatan yang sangat mobile, pemahaman mendalam tentang medan, taktik inovatif, dan sistem dukungan logistik yang kuat.
Serangan-serangan Jaish al-Adl
Jaish al-Adl mengaku bertanggung jawab atas beberapa serangan terhadap personel militer dan pejabat negara di Iran, serta serangan lintas batas dari Pakistan terhadap pasukan perbatasan Iran.
Beberapa serangan mereka yang signifikan adalah:
- Pada bulan Oktober 2013, Jaish al-Adl membunuh 14 penjaga perbatasan Iran di kota Saravan, sebagai pembalasan atas 16 tahanan Baloch Iran yang dijatuhi hukuman mati.
Iran menanggapinya dengan menggantung para tahanan keesokan harinya.
- Pada bulan November 2013, Jaish al-Adl membunuh Musa Nuri, jaksa kota Zabol Iran, dan sopirnya di kota Zabol.
- Pada bulan Februari 2019, Jaish al-Adl melakukan bom bunuh diri di sebuah bus yang membawa anggota Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), menewaskan 27 orang dan melukai 13 lainnya di dekat kota Zahedan Iran.
- Pada bulan Oktober 2019, Jaish al-Adl menculik 14 personel keamanan Iran, termasuk anggota IRGC, di dekat perbatasan dengan Pakistan.
Lima dari mereka kemudian dibebaskan setelah mediasi pemerintah Pakistan.
- Pada Januari 2020, Jaish al-Adl menyerang markas militer di Nikshahr Iran, menewaskan satu tentara dan melukai lima lainnya.
Baca juga: Kronologi Ketegangan Pakistan-Iran, Konflik Sudah Terjadi dari Tahun 2010, Makin Intensif Tahun 2023
- Pada bulan Januari 2024, Jaish al-Adl menjadi sasaran serangan rudal dan drone Iran di Pakistan, yang menurut Iran sebagai tanggapan atas serangan dan penculikan kelompok tersebut terhadap pasukan keamanan Iran.
Jaish al-Adl telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Iran, Jepang, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.
Iran menuduh Pakistan menyembunyikan dan mendukung kelompok tersebut.
Pakistan membantah tuduhan tersebut dan mendesak Iran untuk menghormati integritas teritorialnya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)