TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Israel (IDF) menyebarkan pamflet yang berisi foto puluhan sandera di Gaza Selatan pada hari Sabtu (20/1/2024).
Dalam selebaran tersebut, IDF meminta kepada warga untuk memberikan informasi tentang sandera yang masih berada di Gaza.
“Kamu ingin kembali ke rumah? Silakan laporkan jika Anda mengidentifikasi salah satu dari mereka,” bunyi pesan yang tertulis di selebaran, dikutip dari Al Jazeera.
Mereka juga mencantumkan nomor telepon yang dapat dihubungi dan tautuan ke situs web yang berisi foto dan nama para tawanan dalam bahasa Arab.
IDF berjanji memberikan imbalan kepada warga yang memberikan informasi tersebut.
Menurut salah satu warga Gaza, Israel melakukan langkah tersebut karena tidak dapat informasi terkait sandera yang masih berada di Gaza.
“Mereka meminta bantuan masyarakat karena mereka tidak bisa mendapatkan sandera mereka karena adanya perlawanan,” kata Abu Ali.
Ia mengatakan apabila sandera ingin segera dikembalikan, maka Netanyahu harus segera mengakhiri agresi di Gaza.
“Akhiri perang, Netanyahu, dan kembalikan rakyatmu,” katanya kepada kantor berita Reuters.
Para tawanan yang masih berada di Gaza selatan diambil selama serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.
Lebih dari 100 tawanan dibebaskan selama gencatan senjata singkat antara Israel dan Hamas pada bulan November.
Baca juga: Rudal Israel di Gaza Makan Korban: 4.368 Pelajar Palestina Tewas, 90 Persen Sekolah Hancur
Israel mengatakan 132 orang masih berada di Gaza dan 27 orang tewas di tempat sandera.
Keluarga Para Sandera Protes pada Netanyahu
Puluhan kerabat para sandera berunjuk rasa di kediaman pribadi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Sabtu (20/1/2024).
Mereka menuntut untuk segera menyetujui kesepakatan dengan Hamas agar para sandera dibebaskan.
“Para pengunjuk rasa mengatakan bahwa mereka ingin Netanyahu keluar dan berbicara dengan mereka,” kata Laura Khan dari Al Jazeera.
Ia juga mengatakan para pendemo membawa poster yang bertuliskan "Kami menginginkan kesepakatan sekarang".
Sebelumnya, menteri kabinet perang Israel dan mantan panglima militer Gadi Eizenkot mengatakan kesepakatan akan diperlukan untuk memastikan tawanan yang masih ditahan di Jalur Gaza dibebaskan hidup-hidup, dan menambahkan bahwa serangan kilat sangat kecil kemungkinannya untuk berhasil.
Akan tetapi, Netanyahu belum memberikan informasi terkait dukungannya terhadap kemenangan Israel melawan Hamas.
Sebagai informasi, Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Hingga saat ini, serangan Israel di Gaza menewaskan 24.927 warga.
Sebagian besar korban merupakan anak-anak dan perempuan.
Sementara 62.388 warga mengalami luka-luka akibat serangan Israel.
Serangan Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Menurut PBB, serangan Israel membuat 60 persen infrastruktur di Gaza rusak dan hancur.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel