Laporan: Uni Eropa Sedang Pertimbangkan Beri Sanksi Terhadap Perusahaan China yang Mendukung Rusia
TRIBUNNEWS.COM- Sebuah laporan pers mengungkapkan bahwa Uni Eropa sedang mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi terhadap beberapa perusahaan Tiongkok yang diduga membantu perusahaan-perusahaan Rusia mengembangkan drone penyerang yang digunakan melawan Ukraina.
Menurut laporan yang diterbitkan oleh Kantor Berita Bloomberg, Komisi Eropa, badan eksekutif Uni Eropa, sedang mempertimbangkan untuk menerapkan pembatasan pada sejumlah kapal tanker minyak Rusia untuk membatasi kemampuan Moskow menghindari tindakan pembatasan yang ada.
Komisi sedang mempertimbangkan untuk memasukkan lebih dari 50 individu dan sekitar 30 entitas ke dalam daftar sanksi yang diberlakukan oleh Uni Eropa sejak invasi Rusia ke Ukraina, membekukan aset mereka dan memberlakukan larangan perjalanan terhadap mereka.
Daftar targetnya mencakup sebagian besar produsen senjata dan peralatan militer Rusia, serta sekelompok kecil perusahaan Tiongkok yang diduga bekerja sama dengan entitas Rusia untuk membuat drone penyerang, memasok komponen-komponen penting seperti mesin kepada mereka.
Uni Eropa juga mempertimbangkan untuk menambah program sanksi terhadap warga negara Tiongkok yang mengendalikan perusahaan yang melanggar pembatasan perdagangan UE, perusahaan yang berbasis di Hong Kong yang memasok komponen elektronik presisi terlarang ke perusahaan militer Rusia, dan pejabat pertahanan Korea Utara yang terlibat dalam serangan negara tersebut. keputusan untuk mengerahkan pasukan untuk membantu Rusia, menurut laporan itu.
Usulan tersebut muncul ketika para menteri luar negeri dari pertemuan Kelompok Tujuh negara besar di Italia minggu ini berjanji untuk mengambil “tindakan yang tepat” terhadap Tiongkok dan negara-negara lain yang mendukung upaya perang Rusia di Ukraina.
Langkah-langkah UE akan memerlukan dukungan dari seluruh 27 negara anggota.
Presiden Tiongkok Xi Jinping telah lama berupaya untuk menggambarkan Beijing sebagai pihak yang netral terkait perang di Ukraina.
Beijing telah berulang kali mengkritik sanksi Barat dan mengatakan pihaknya tidak akan memberikan bantuan tempur kepada kedua pihak.
SUMBER: Asharq Al-Awsat