TRIBUNNEWS.COM - Seorang tentara Israel berusia 25 tahun yang baru saja kembali dari medan perang di Gaza mengalami stres berat.
Jpost melaporkan tentara ini merupakan tentara cadangan Israel yang kembali dari Gaza dan menderita gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Saat kembali ke negaranya, tentara ini membunuh seorang temannya di sebuah apartemen di Jalan Menachem Begin, Tel Aviv pada Sabtu (20/1/2024).
Mengutip dari Arab News, tentara ini membawa senjata berlisensi dalam penembakan tersebut.
Sementara itu, korban yang merupakan temannya awalnya mendertita luka-luka.
Namun, karena lukanya makin parah, korban akhirnya meninggal dunia.
Media Israel melaporkan dalam beberapa bulan terakhir bahwa ribuan tentara yang diberhentikan setelah perang di Gaza mengalami trauma.
Pada awal bulan Desember, media Haaretz melaporkan ada 18 persen tentara yang kembali dari Gaza dan mengalami kesehatan mental seperti, PTSD.
Insiden seperti ini juga pernah terjadi sebelumnya ketika tentara Israel yang kembali dari medan perang terbangun dari mimpi buruk dan melukai anggota tentaa lainnya.
Menurut Jerusalem Post, tentara itu melesatkan tembakan ke dinding. Namun, pecahan pelurunya mengenai beberapa tentara di sekitarnya.
Kejadian tersebut terjadi ketika para tentara Israel menginap di sebuah resor di Ashkelon di Israel selatan yang digunakan oleh militer untuk tujuan rehabilitasi ketika insiden tersebut terjadi.
Baca juga: Ribuan Orang di Brussel Belgia Demonstrasi Menuntut Hentikan Genosida di Gaza, Sebut Israel Teroris
Atas kejadian tersebut, Kementerian Pertahanan Israel langsung menyelidiki penyebabnya.
Akan tetapi, penyelidikan dihentikan karena kondisi psikologis prajurit.
Awal bulan ini, situs berita Israel Walla melaporkan bahwa sekitar 4.000 tentara Israel dilumpuhkan sejak awal serangan Israel di Gaza pada 7 Oktober.
Sementara itu, jumlah tentara Israel yang tewas di medan perang adalah 531 orang.
Pemerintah Israel bungkam mengenai jumlah korban tentara selama invasi ke Gaza.
Banyak laporan mengenai tentara yang menderita trauma mental setelah berpartisipasi dalam serangan brutal Israel di wilayah Palestina selama bertahun-tahun.
Tentara mengklaim bahwa mereka tidak mendapat dukungan yang memadai dari pemerintah.
Sebagai informasi, serangan militer Israel di daerah kantong yang terkepung, yang telah menewaskan sedikitnya 25.100 orang.
Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel