Sementara militer Ukraina pun disebut khawatir terhadap superioritas Rusia. Mereka tak berani menimbun senjata dan amunisi banyak-banyak, karena akan diketahui oleh musuh dan dihancurkan.
Juru bicara angkatan udara Kiev, Yury Ignat mengatakan, Rusia secara efektif mampu mengidentifikasi dan menyerang lokasi-lokasi senjata.
Bahkan jet tempur F-16 buatan AS pun bisa menjadi “target yang baik” bagi Moskow jika dipasok ke Ukraina.
Kiev semakin mengeluhkan kurangnya pasokan amunisi dari Barat dalam beberapa bulan terakhir.
Namun, ketika berbicara kepada media lokal Focus pada hari Sabtu, Ignat menyatakan bahwa militer Ukraina tidak akan dapat menimbun amunisi dalam jumlah besar, karena ancaman akan segera dihancurkan oleh Rusia.
“Kami tidak bisa membawa rudal dalam jumlah besar,” kata Ignat, mengomentari persediaan sistem pertahanan udara. “Kita harus menyimpannya di suatu tempat dan musuh akan mengetahuinya cepat atau lambat.”
Juru bicara angkatan udara juga mengakui bahwa “tidak masuk akal untuk menempatkan seluruh depot amunisi di Ukraina” karena intelijen Rusia efektif dalam mengidentifikasi lokasi-lokasi tersebut.
Hal ini juga berlaku untuk jet tempur F-16, katanya sambil bertanya: “Apakah mereka akan tiba di sini dan menjadi sasaran yang baik bagi musuh?”
Dikutip oleh Russia Today, negara-negara Barat mengumumkan pembentukan koalisi untuk membantu Ukraina membeli jet tempur F-16 dan melatih pilot untuk menerbangkan pesawat tempur tersebut tahun lalu, dan pengiriman pertama diperkirakan akan dilakukan pada tahun 2024.
Menteri Pertahanan Kiev, Rustem Umerov, menyatakan awal bulan ini bahwa militer negaranya menghadapi kekurangan amunisi yang “sangat nyata”. Di tempat lain, media Barat seperti Washington Post, El Pais, dan Die Welt menggambarkan kekurangan amunisi yang parah bagi pasukan Ukraina di garis depan.
Pada pertengahan Januari, Presiden Ukraina Vladimir Zelensky menyatakan bahwa dunia tidak memproduksi cukup senjata untuk memenuhi kebutuhan Kiev. Pernyataan tersebut menggemakan komentar Menteri Industri Strategis Ukraina, Aleksandr Kamyshin, yang pada bulan Oktober mengklaim bahwa seluruh produksi senjata global “tidak cukup” untuk negaranya.