Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, GENEVA – Program Pangan Dunia (WFP) merasa prihatin atas sedikitnya jumlah bantuan pangan yang berhasil disalurkan ke luar Gaza selatan sejak awal konflik antara Israel dengan kelompok militan Palestina Hamas.
Terbatasnya pasokan pangan juga membuat WFP memperingatkan bahwa potensi bencana kelaparan masih dapat menyerang warga sipil di Gaza.
“Sulit untuk mencapai tempat-tempat yang perlu kita datangi di Gaza, terutama di Gaza utara,” kata Abeer Etefa, juru bicara WFP untuk Timur Tengah.
Baca juga: Hamas Ingin Perang di Gaza Diakhiri Secara Permanen, Israel Cuma Usul Gencatan Senjata Dua Bulan
“Sangat sedikit bantuan yang sampai ke luar bagian selatan Jalur Gaza. Saya pikir risiko terjadinya kantong kelaparan di Gaza masih sangat besar,” sambungnya.
Etefa juga mencatat bahwa ada “pembatasan sistematis untuk memasuki bagian utara Gaza, tidak hanya untuk WFP”.
“Inilah sebabnya kami melihat masyarakat semakin putus asa dan tidak sabar menunggu distribusi pangan, karena sangat sporadis,” ujarnya.
“Mereka jarang mendapatkannya, dan mereka tidak percaya atau yakin bahwa konvoi ini akan datang lagi,” tambahnya.
Awal bulan ini, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan pihak berwenang Israel secara sistematis menolak akses mereka ke Gaza utara untuk mengirimkan bantuan dan hal ini secara signifikan menghambat operasi kemanusiaan di sana.
“Sejak dimulainya permusuhan, pengiriman bantuan ke Gaza utara dibatasi, dan daerah tersebut sama sekali tidak menerima bantuan eksternal selama berminggu-minggu sebelum konflik terjadi,” kata Martin Griffith, kepala Badan Urusan Kemanusiaan PBB.
Baca juga: Krisis Obat, UNICEF: 1.000 Anak Gaza Jalani Amputasi Tanpa Anestesi
Serangan Israel yang dilancarkan setelah serangan mematikan yang dilakukan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023 telah membuat sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza terpaksa mengungsi dan menyebabkan kekurangan makanan, air, dan pasokan medis.
Setidaknya 25.295 orang di Gaza telah terbunuh, menurut pihak berwenang Palestina, dan ribuan lainnya dikhawatirkan masih terkubur di bawah puing-puing bangunan.