PBB di New York juga telah meluncurkan penyelidikan tingkat tinggi atas dugaan tindakan tersebut, yang oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, digambarkan sebagai tindakan yang 'menjijikkan'.
Pada Senin, UNRWA mengatakan pihaknya tidak akan dapat melanjutkan operasi di Gaza dan di seluruh wilayah setelah akhir Februari jika pendanaan tidak dilanjutkan.
Di sisi lain, Washington akan sangat memperhatikan langkah-langkah yang diambil UNRWA dalam menanggapi tuduhan tersebut.
Juru bicara dewan keamanan nasional, John Kirby tampaknya membiarkan pintu terbuka untuk dimulainya kembali bantuan.
"Salah jika meragukan kinerja baik suatu lembaga karena potensi tindakan buruk yang dilakukan oleh sejumlah kecil orang," katanya.
UNRWA diketahui mempekerjakan sekitar 13.000 orang di Gaza.
Sebuah dokumen intelijen Israel yang dilihat oleh Reuters menuduh bahwa sekitar 190 pegawai UNRWA, termasuk guru, telah merangkap sebagai militan Hamas atau Jihad Islam.
Di dalamnya terdapat nama dan gambar 11 orang tersebut.
Orang Palestina ke-12 yang nama dan fotonya diberikan dikatakan tidak memiliki keanggotaan faksi dan telah menyusup ke Israel pada 7 Oktober 2023.
Baca juga: Sekjen PBB Bujuk Amerika CS Lanjutkan Pendanaan UNRWA, Demi Masa Depan Pengungsi Palestina
Israel telah lama mengkritik badan PBB tersebut, menuduhnya melanggengkan konflik dengan menghambat pemukiman kembali pengungsi, dan mengatakan staf badan tersebut ikut serta dalam serangan bersenjata.
Namun, UNRWA membantah tuduhan tersebut dan menggambarkan perannya hanya sebagai bantuan.
Update Konflik Palestina-Israel
Sebagai informasi, kini perempuan dan anak-anak telah meninggalkan tempat penampungan UNRWA setelah pasukan Israel menangkap puluhan pria yang berlindung di sana.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan mereka kehilangan kontak dengan timnya di Kota Gaza saat mencoba menyelamatkan seorang gadis berusia enam tahun yang terjebak di dalam mobil selama berjam-jam setelah serangan Israel yang menewaskan seluruh keluarganya.
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Washington DC, di mana dia mengatakan kemajuan sedang dicapai dalam gencatan senjata Gaza dan pembicaraan tentang tawanan.
Baca juga: Bahas Gaza di ASEAN, Menlu Retno Sesalkan Penangguhan Bantuan Keuangan untuk UNRWA