"(Kerangka) menawarkan harapan bahwa kita dapat kembali ke proses ini (pembebasan sandera)."
"Hamas harus mengambil keputusannya sendiri," kata Blinken.
Ada Kemajuan Baik
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim al Thani mengatakan ada kemajuan baik yang telah dicapai dalam pertemuan antara pejabat intelijen Mesir, Israel, dan AS.
Pertemuan itu untuk membahas kemungkinan kesepakatan guna mengamankan gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas dan pembebasan tawanan yang ditahan oleh Hamas.
"Kami berharap dapat menyampaikan proposal ini kepada Hamas dan membawa mereka ke tempat di mana mereka terlibat secara positif dan konstruktif dalam proses tersebut," kata Sheikh Mohammed, dikutip dari Al Jazeera.
Sheikh Mohammed juga mengatakan bahwa Hamas menuntut gencatan senjata permanen sebagai syarat untuk memasuki perundingan.
Baca juga: AS dan Qatar Sepakati Upaya Pembebasan Sandera Israel dari Tangan Hamas
"Saya yakin kita beralih dari situasi tersebut ke tempat yang berpotensi mengarah pada gencatan senjata secara permanen di masa depan," ucapnya.
Ia juga menyebut, perundingan ini berada dalam kondisi yang jauh lebih baik dibandingkan beberapa minggu lalu.
Sekitar 240 orang disandera oleh Hamas pada 7 Oktober setelah pejuang kelompok tersebut melancarkan serangan mendadak dari Gaza ke Israel selatan, menewaskan sedikitnya 1.139 orang, menurut data Israel.
Israel menanggapinya dengan pemboman dahsyat dan invasi darat ke Gaza, menewaskan lebih dari 26.600 orang, menurut pejabat kesehatan Palestina.
Qatar dan AS memimpin negosiasi gencatan senjata selama seminggu sebelumnya pada akhir November, yang mengakibatkan lebih dari 100 tawanan dibebaskan oleh kelompok Palestina di Gaza dan lebih dari 200 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel dibebaskan sebagai imbalannya.
Sheikh Mohammed juga mencatat bahwa negaranya bukanlah negara adidaya yang dapat memaksakan sesuatu pada suatu kelompok.
Baca juga: Uni Afrika, Arab Saudi, dan Qatar Sambut Baik Putusan Mahkamah Internasional soal Genosida Israel
Pernyataan ini muncul setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa Qatar telah gagal menggunakan pengaruhnya untuk menekan Hamas.
Doha menjadi tuan rumah kantor politik Hamas dan merupakan kediaman utama pejabat politik senior Ismail Haniyeh.
"Kami menggunakan jasa baik kami untuk menghubungkan, menjembatani kesenjangan, dan menghasilkan beberapa alternatif. Dan cara ini berhasil," kata Sheikh Mohammed.
(Tribunnews.com/Whiesa)