News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Qatar Khawatir Janji AS untuk Balas Serangan di Yordania Ganggu Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim al-Thani berbicara dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai situasi di Timur Tengah, dan perang Israel-Hamas di markas besar PBB pada 29 November 2023 di New York City. PM Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim al-Thani khawatir soal janji AS yang akan membalas serangan drone di Yordania yang menewaskan tiga pasukan AS, dapat merusak kesepakatan baru soal pembebasan sandera Hamas.

"(Kerangka) menawarkan harapan bahwa kita dapat kembali ke proses ini (pembebasan sandera)."

"Hamas harus mengambil keputusannya sendiri," kata Blinken.

Ada Kemajuan Baik

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (kanan) bertemu dengan Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani (kiri) di Ruang Perjanjian Departemen Luar Negeri di Washington, DC pada 29 Januari 2024.

Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim al Thani mengatakan ada kemajuan baik yang telah dicapai dalam pertemuan antara pejabat intelijen Mesir, Israel, dan AS.

Pertemuan itu untuk membahas kemungkinan kesepakatan guna mengamankan gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas dan pembebasan tawanan yang ditahan oleh Hamas.

"Kami berharap dapat menyampaikan proposal ini kepada Hamas dan membawa mereka ke tempat di mana mereka terlibat secara positif dan konstruktif dalam proses tersebut," kata Sheikh Mohammed, dikutip dari Al Jazeera.

Sheikh Mohammed juga mengatakan bahwa Hamas menuntut gencatan senjata permanen sebagai syarat untuk memasuki perundingan.

Baca juga: AS dan Qatar Sepakati Upaya Pembebasan Sandera Israel dari Tangan Hamas

"Saya yakin kita beralih dari situasi tersebut ke tempat yang berpotensi mengarah pada gencatan senjata secara permanen di masa depan," ucapnya.

Ia juga menyebut, perundingan ini berada dalam kondisi yang jauh lebih baik dibandingkan beberapa minggu lalu.

Sekitar 240 orang disandera oleh Hamas pada 7 Oktober setelah pejuang kelompok tersebut melancarkan serangan mendadak dari Gaza ke Israel selatan, menewaskan sedikitnya 1.139 orang, menurut data Israel.

Israel menanggapinya dengan pemboman dahsyat dan invasi darat ke Gaza, menewaskan lebih dari 26.600 orang, menurut pejabat kesehatan Palestina.

Qatar dan AS memimpin negosiasi gencatan senjata selama seminggu sebelumnya pada akhir November, yang mengakibatkan lebih dari 100 tawanan dibebaskan oleh kelompok Palestina di Gaza dan lebih dari 200 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel dibebaskan sebagai imbalannya.

Sheikh Mohammed juga mencatat bahwa negaranya bukanlah negara adidaya yang dapat memaksakan sesuatu pada suatu kelompok.

Baca juga: Uni Afrika, Arab Saudi, dan Qatar Sambut Baik Putusan Mahkamah Internasional soal Genosida Israel

Pernyataan ini muncul setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa Qatar telah gagal menggunakan pengaruhnya untuk menekan Hamas.

Doha menjadi tuan rumah kantor politik Hamas dan merupakan kediaman utama pejabat politik senior Ismail Haniyeh.

"Kami menggunakan jasa baik kami untuk menghubungkan, menjembatani kesenjangan, dan menghasilkan beberapa alternatif. Dan cara ini berhasil," kata Sheikh Mohammed.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini