Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Inggris akan mempertimbangkan pengakuan negara Palestina sebagai bagian dari upaya bersama untuk mewujudkan penyelesaian perdamaian yang “tidak dapat diubah”.
Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron mengatakan langkah tersebut akan membantu mewujudkan solusi dua negara yang saat ini menghadapi tentangan keras dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
“Rakyat Palestina harus memiliki cakrawala politik sehingga mereka dapat melihat bahwa akan ada kemajuan yang tidak dapat diubah menuju solusi dua negara,” kata Cameron dalam sebuah pernyataan, Selasa (30/1/2024).
Baca juga: 10 Anak Palestina Korban Perang Israel di Gaza Tiba di Italia untuk Terima Perawatan
“Inggris akan mempertimbangkan langkah tersebut bila waktunya tepat,” sambungnya.
Sebelumnya, Cameron juga telah mendorong Netanyahu mengenai solusi dua negara untuk mewujudkan perdamaian bagi rakyat Israel dan Palestina dalam pertemuan yang berlangsung di Yerusalem pekan lalu.
“Kita harus mulai menentukan seperti apa negara Palestina nantinya, seperti apa bentuknya, bagaimana cara kerjanya,” katanya.
Pekan ini, Cameron akan melakukan kunjungan keempatnya ke Timur Tengah sejak ditunjuk sebagai Menteri Luar Negeri Inggris pada November lalu.
Dimulai di Oman, pemimpin senior Partai Konservatif ini diperkirakan akan menyerukan stabilitas di tengah serangan Houthi di Laut Merah dan segera menghentikan konflik di Gaza ketika ia berupaya bekerja secara diplomatis untuk menghentikan perang Israel-Hamas agar tidak meningkat menjadi konflik yang lebih luas.
“Houthi terus menyerang kapal-kapal di Laut Merah, mempertaruhkan nyawa, menunda bantuan penting untuk rakyat Yaman dan mengganggu perdagangan global. Dan kita tidak bisa mengabaikan risiko penyebaran konflik di Gaza, meluas ke negara-negara lain di wilayah tersebut,” kata Cameroon.
Baca juga: Israel Melunak 5 Jam Negosiasi, Markas Pimpinan Hamas Dibombardir Tewaskan 20 Sipil Gaza
“Kami bertekad untuk melakukan semua yang kami bisa untuk mendesak gencatan senjata yang berkelanjutan, dan meningkatkan keterlibatan kami dengan negara-negara di kawasan ini untuk memastikan hal itu terjadi,” pungkasnya.