Unit ini didirikan sebagai hasil kerja sama antara gerakan Zionis dan otoritas mandat Inggris di Palestina selama Perang Dunia Kedua.
Kala itu Inggris membutuhkan agen intelijen untuk menyusup ke penduduk lokal di Levant dan menyabot kemajuan Jerman.
Sebuah proposal diajukan untuk merekrut orang-orang Yahudi Mizrahi yang berimigrasi ke Palestina dari negara-negara Arab, untuk tugas tersebut.
Beberapa agen ditempatkan di negara-negara tetangga Arab, khususnya Suriah dan Lebanon, membentuk apa yang kemudian menjadi 'Peleton Suriah'.
Dengan kekalahan Jerman, Inggris tidak lagi membutuhkan peleton tersebut, yang akhirnya dibubarkan.
Tetapi pembubaran bertepatan dengan meningkatnya ketegangan antara milisi Zionis dan Inggris, serta warga Palestina setempat.
Peleton tersebut akhirnya diluncurkan kembali sebagai unit independen pasukan Israel dengan tujuan utamanya adalah menembus komunitas Palestina untuk tujuan spionase dan sabotase.
Unit tersebut, yang terdiri dari petugas dari pasukan Israel, polisi perbatasan dan kepolisian internal, dilaporkan secara khusus ditugaskan untuk menyelamatkan sandera.
Namun tidak ada catatan tentang Musta'ribeen yang ditugaskan untuk membebaskan sandera yang dibawa oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober.
Tentara Israel membubarkan unit-unit ini setelah tugas mereka diketahui, dan membentuk unit-unit baru untuk menggantikannya.
Menghasut dan memprovokasi warga Palestina
Di Palestina, Musta'ribeen akhir-akhir ini menjadi lebih mencolok terutama karena peran mereka dalam menyusup ke aksi protes Palestina.
Baca juga: PBB Beri Peringatan usai Tentara Israel Menyamar Jadi Dokter, 3 Warga Palestina Tewas di RS
Mereka beroperasi dalam kelompok yang terdiri dari lima hingga sepuluh orang dan memanfaatkan kekacauan bentrokan antara warga Palestina dan tentara Israel untuk memposisikan diri di antara para pengunjuk rasa.
Mereka bahkan ikut serta dalam pembakaran ban dan pelemparan batu.
Mereka biasanya memakai keffiyeh dan mengeluarkan bajunya untuk menyembunyikan pistolnya.