News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Suriah

Pemerintah Transisi Baru Suriah: Tidak Ada Tempat bagi Kehadiran Rusia

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dalam video yang direkam di pinggiran Homs, Suriah, truk militer, pengangkut personel lapis baja, dan SUV berbendera Rusia terlihat bergerak ke arah barat di jalan raya M1 yang mengarah ke pangkalan Rusia di dekat pantai Suriah. Pemerintahan transisi baru Suriah mengatakan tidak ada tempat bagi kehadiran Rusia di Suriah setelah bashar Assad digulingkan

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintahan transisi baru Suriah mengatakan tidak ada tempat bagi kehadiran Rusia di Suriah seminggu setelah Presiden Bashar al-Assad yang telah lama berkuasa di negara itu digulingkan.

Pemerintahan baru itu juga mengatakan terbuka untuk terlibat dalam kontak dengan semua negara untuk membuka jalan bagi masa depan baru Suriah.

Juru bicara departemen politik pemerintahan transisi baru Suriah telah meminta Rusia untuk mempertimbangkan kembali kehadirannya di negara itu sekarang setelah sekutu mereka; Presiden Bashar al-Assad, telah digulingkan.

Konvoi kendaraan militer Rusia terlihat berjalan dari kota pesisir Latakia, dan menuju ke selatan menuju kota Tartus.

Rusia mengoperasikan dua pangkalan militer di Suriah: Pangkalan Udara Khmeimim di dekat kota pelabuhan Latakia dan pangkalan angkatan laut Tartus di pantai Mediterania.

Kedua pangkalan tersebut dianggap sebagai salah satu pos terdepan militer Kremlin yang paling strategis.

Situs Tartus sangat penting, karena menyediakan Rusia satu-satunya akses langsung ke Laut Mediterania dan pangkalan untuk melakukan latihan angkatan laut, menempatkan kapal perang, dan bahkan menampung kapal selam nuklir.

Analis dan intelijen Barat mengatakan Kremlin terlibat dalam penarikan pasukan berskala besar dari Suriah, meskipun Moskow belum mengonfirmasi.

Obeida Arnaout, juru bicara pemerintahan transisi baru Suriah yang ditunjuk oleh kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang bertanggung jawab atas kejatuhan Assad, mengatakan gerakan Rusia baru-baru ini di Suriah tidak jelas.

Ia menekankan bahwa keputusan mereka untuk menarik kapal-kapal angkatan laut dari pelabuhan dan memindahkan armada kendaraan militer dari pangkalan tidak secara jelas menunjukkan apakah Kremlin benar-benar menarik diri, atau apakah ini merupakan bagian dari pergerakan rutin mereka.

“Saya pikir Rusia harus mempertimbangkan kembali kehadirannya di wilayah Suriah dan kepentingannya,” katanya, dikutip dari euronews.

Baca juga: Pernyataan Pertama Bashar al-Assad: Cap HTS Teroris, Bantah Berencana Keluar dari Suriah

"Kepentingan mereka terkait dengan Rezim Assad yang kriminal. Mereka dapat mempertimbangkan kembali dan mengambil inisiatif untuk menghubungi pemerintahan baru guna menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki permusuhan dengan rakyat Suriah, dan bahwa era rezim Assad akhirnya berakhir," imbuh Arnaout.

Arnaout mengatakan pemerintah baru telah mengadakan pembicaraan di tingkat tertinggi dengan banyak negara di seluruh dunia. Berbicara kepada media Arab, ia menekankan bahwa Suriah telah memasuki fase baru, fase yang difokuskan pada perbaikan perpecahan dalam negeri selama puluhan tahun dan pertempuran brutal selama hampir 14 tahun.

Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa kebijakan baru Suriah adalah kebijakan keterbukaan, suatu pendekatan yang berupaya membangun hubungan baik dengan negara-negara tetangganya dan dunia yang lebih luas.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini