TRIBUNNEWS.COM - Mesir mengancam Israel dengan mencabut perjanjian Camp David jika berani melakukan serangan ke Rafah di Gaza selatan, Palestina.
Jika ancaman ini terealisasi, maka perang baru bakal terancam meletus di Timur Tengah antara Mesir dan Israel.
Di sisi lain, apabila Israel meluluhlantakkan Rafah, maka wilayah bagi pengungsi Gaza bakal tidak tersisa kembali.
Sebagai informasi, perjanjian Camp David berisi kesepakatan damai antara Israel dan Mesir pada 1978 setelah terlibat dalam perang besar.
Selain itu, perjanjian ini menjadi landasan kesepakatan Israel dengan beberapa negara Arab lainnya di Timur Tengah.
Dikutip dari AP, ancaman ini disampaikan oleh dua pejabat tinggi Mesir dan seorang diplomat negara Barat pasca Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terus ngotot untuk membombardir Kota Rafah.
Di sisi lain, menurut laporan dari stasiun televisi Hamas, Al-Aqsa, serangan Israel ke Rafah bakal menghancurkan perundingan yang sebelumnya telah dimediasi oleh Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Qatar.
Sementara, Netanyahu mengungkapkan, sebelum tentara Israel menyerang Rafah, warga sipil dapat mengungsi ke arah utara.
Dia berdalih sejumlah kawasan di utara Gaza saat ini sudah bersih dari pasukan Israel.
Terpisah, lewat cuitan di akun X (dulu Twitter), Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan serangan Israel ke Rafah bakal menjadi bencana kemanusiaan baru dalam perang yang sudah pecah selama hampir empat bulan ini.
“Serangan Israel terhadap Rafah akan menyebabkan bencana kemanusiaan yang tak dapat digambarkan dengan kata-kata dan ketegangan yang parah dengan Mesir,” katanya.
Baca juga: 3 Tewas Akibat Serangan Drone Israel yang Menghantam Jadra Lebanon, Incar Komandan Hamas Basel Salah
Cuma demi Bebaskan 2 Sandera, Israel Serang Rafah dan Tewaskan 67 Warga Palestina
Serangan Israel ke Rafah yang sudah dimulai sejak Minggu (11/2/2024) lalu, hanya demi membebaskan dua sandera yang ditahan oleh Hamas.
Adapun dua sandera tersebut adalah pria bernama Fernando Simon Marman (60) dan Louis Hare (70) yang mana merupakan bagian dari 250 orang yang ditangkap Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.
Tak sepadan, serangan brutal Israel ini justru mengakibatkan 67 warga Palestina tewas.