TRIBUNNEWS.COM -- Intelijen Rusia menyatakan bahwa negara-negara Barat kini tengah mempersiapkan kantor "raja muda" di Ukraina.
"Raja muda" ini nantinya akan mendapatkan dan memberikan akses secara konstan kepada Presiden Volodymyr Zelensky.
Dalam sebuah pernyataannya dikutip dari Russia Today, Direktur Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) Sergey Naryshkin mengatakan, AS dan Inggris berusaha meyakinkan negara-negara G7 lainnya untuk mendirikan kantor 'perwakilan khusus' untuk Ukraina.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-720: Norwegia Tuduh Kremlin Dibantu Iran, China, Korea Utara, Belarus
“Barat terus memperkuat mekanisme pengelolaan eksternal langsung atas wilayah yang dikuasai Kiev,” kata Naryshkin dikutip pada Selasa (13/2/2024).
Dia menjelaskan kantor tersebut akan diisi oleh "raja muda" yang memiliki akses terus-menerus kepada Presiden Zelensky dan mengetahui semua rencananya.
"Raja muda", jelasnya, akan menjegal langkah-langkah kepemimpinan Kiev yang tidak dinegosiasikan dengan Washington dan London.
Menurut Naryshkin, berbagai politisi Amerika dan Eropa yang berpikiran Russofobia mengklaim peran mereka sebagai 'raja muda' Barat secara de facto di Ukraina.
Di antara mereka adalah Jens Stoltenberg dari NATO, yang ingin memantau ketertiban di Kiev.
Mereka sangat mewaspadai adanya kasus pembelotan ke pihak Rusia.
“Washington dan London sekarang mewaspadai pengkhianatan terhadap perwakilan elit Kiev, yang mungkin mencoba bermain proaktif, membelot ke pihak Rusia terlebih dahulu. Dan kekhawatiran seperti itu beralasan,” ujarnya.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-717, Pom Bensin di Kharkiv Dihantam Drone Moskow
Dia menyebutkan, upaya kasar Barat lainnya untuk memperketat perbudakan warga negara Ukraina, tentu saja menimbulkan kekhawatiran.
Siapa pun yang mungkin memangku jabatan ini, ‘utusan khusus’ Barat, jelasnya, kemungkinan besar tidak akan bertahan lama di rawa Kiev yang penuh dengan kebencian, tipu muslihat, kebohongan, sanjungan, dan pengkhianatan.
Utusan G7 untuk Ukraina, yang, seperti yang terlihat sekarang, gagal berperan sebagai 'raja muda kolektif' di tanah Ukraina.