News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Gara-gara Terus Diserang Israel, Lebanon akan Ngadu ke Dewan Keamanan PBB

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bombardemen tentara Israel di perbatasan Gaza, 12 Desember 2023. --- Pemerintah Lebanon akan mengadu kepada PBB karena Israel terus serang wilayahnya.

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, meminta Menteri Luar Negeri Lebanon, Abdullah Bou Habib, untuk mengajukan keluhan mendesak baru terhadap Israel ke Dewan Keamanan PBB.

Desakan ini menyusul serangan Israel di wilayah Lebanon yang semakin intens, seiring memanasnya pertempuran antara Israel dan Hizbullah di Lebanon selatan.

“Mengingat masih adanya agresi Israel, jatuhnya para martir (korban jiwa), dan kehancuran besar-besaran yang disebabkan oleh agresi di Lebanon selatan, saya berkonsultasi dengan Menteri Luar Negeri dan Emigran, Abdullah Bou Habib, mengenai situasi ini, dan meminta agar pengaduan baru yang mendesak diajukan terhadap Israel ke Dewan Keamanan PBB,” kata Najib Mikati dalam pernyataannya, Kamis (15/2/2024).

Ia mengatakan, pemerintah Lebanon sudah meminta Hizbullah dan Israel agar berkomitmen pada ketenangan sehingga tidak membahayakan warga sipil, namun semuanya sia-sia.

“Meskipun kami menekankan ketenangan dan menyerukan semua pihak untuk berkomitmen terhadap non-eskalasi, kami melihat pendudukan Israel terus melanjutkan agresinya, yang mendorong kami untuk meminta pemangku kepentingan internasional yang peduli dengan inisiatif mengenai langkah-langkah yang diambil untuk mengekang pendudukan (Israel),” tambahnya.

Sejak 8 Oktober, Lebanon telah mengajukan beberapa pengaduan ke Dewan Keamanan PBB, menuduh Israel melanggar Resolusi 1701.

Israel Serang Lebanon

Sebelumnya, juru bicara militer Israel mengumumkan penargetan wilayah Lebanon untuk merespons rentetan rudal yang diluncurkan oleh Hizbullah.

“Pesawat tempur memulai operasi respons besar-besaran terhadap Lebanon, setelah rentetan setidaknya 10 rudal diluncurkan hari ini dari Lebanon selatan menuju Kota Safed, menewaskan seorang tentara Israel dan melukai delapan lainnya. Salah satu dari mereka terluka parah," kata juru bicara militer itu, pada Rabu (14/2/2024).

Serangan itu menyusul terbunuhnya satu tentara wanita Israel dan tujuh lainnya terluka akibat rudal yang ditembakkan oleh Hizbullah.

Israel mengklaim serangan balasannya berhasil membunuh Ali Al-Debs, salah satu pemimpin pasukan Radwan, unit elit Hizbullah di Kota Nabatieh.

Baca juga: Pejabat Top Hizbullah: Kami Selangkah Lagi Menang, Israel Tak Bisa Hidup Berdampingan dengan Manusia

Menurut laporan Kantor Berita Nasional Lebanon, sebuah drone Israel menargetkan sebuah bangunan tiga lantai dengan peluru kendali di Kota Nabatieh, yang relatif jauh dari perbatasan dengan Israel.

Pengeboman Israel di Kota Nabatieh menyebabkan 8 orang tewas, termasuk dua anak-anak, dan sejumlah lainnya luka-luka pada hari itu.

Pada Kamis, jumlah korban meningkat menjadi 15 orang, termasuk 10 warga sipil.

Hizbullah Balas Serangan Israel

Menanggapi serangan Israel, Hizbullah membalasnya dengan menembakkan lusinan rudal ke wilayah Israel utara.

"Sebagai tanggapan awal terhadap pembantaian Nabatieh dan Sowana, kelompok perlawanan menyerang koloni Kiryat Shmona dengan puluhan roket Katyusha," kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan pada Kamis.

Hizbullah mengaku bertanggung jawab untuk menargetkan situs dan perangkat mata-mata Israel di perbatasan Lebanon-Israel.

Asap akibat pemboman mengepul saat warga Palestina yang terlantar melarikan diri dari Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 30 Januari 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (Mahmud Hams / AFP)

Hamas Palestina vs Israel

Hizbullah ikut dalam perlawanan melawan Israel sejak 8 Oktober 2023, setelah menyatakan dukungannya kepada Palestina yang menghadapi agresi Israel.

Segera setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Israel mulai membombardir Jalur Gaza.

Jumlah kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 28.663 jiwa dan 68.395 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (15/2/2024), 1.147 kematian di wilayah Israel, dan 375 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Selasa (30/1/2024), dikutip dari Anadolu.

Israel memperkirakan masih ada kurang lebih 136 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini